Presiden: SDM Unggul Menjadi Landasan Prioritas Bela Negara
PALANGKA RAYA – BIRO PKP. Upacara Peringatan Ke-74 Hari Bela Negara Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2019 digelar di Halaman Kantor Gubernur Kalimantan Tengah yang diikuti PNS, pelajar, mahasiswa, organisasi masyarakat (Ormas), dan Ormas Pemuda dengan Inspektur Upacara Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran, Kamis (19/12/2019).
Pada Apel Bela Negara tersebut Presiden RI Joko Widodo dalam amanat tertulis yang disampaikan Gubernur Sugianto Sabran mengingatkan kembali fakta sejarah yaitu semenjak Mr. Syafroedin Prawiranegara mendirikan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia pada tanggal 19 Desember 1948 di Bukit Tinggi guna membela kelangsungan hidup bangsa dan negara, munculah berbagai wujud bela negara yang susul-menyusul dan silih berganti untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap dan akan terus eksis untuk selama-lamanya.
Tantangan yang dihadapi bangsa dan negara Indonesia dinilai semakin hari semakin berat dan beragam bentuknya. “Dengan beragam ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan yang dihadapi bangsa ini, di sinilah terletak relevansi tekad kita untuk mewujudkan SDM Unggul demi kemajuan Indonesia yang kita canangkan sebagai tema Peringatan Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Ke-74 tahun 2019. Manusia Indonesia yang unggul adalah prasyarat utama untuk mengisi Kemerdekaan sebagai modal dasar pembangunan di segala bidang. Kemerdekaan ini jualah yang menjadi pedoman bagi kita semua untuk melaksanakan bela negara,” tegas Presiden dalam amanatnya.
Presiden Jokowi juga menegaskan bahwa Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa, dan nilai dasar bela Negara, serta merupakan visi final bangsa dan negara Indonesia yang menghendaki pembangunan manusia paripurna. Manusia paripurna tidak hanya memiliki kapasitas dan keterampilan yang tinggi untuk pemenuhan kebutuhan sendiri dan golongannya, melainkan mensyukuri berkah kebhinekaan dan mensinergikan beragam kekuatan, siap menghadapi interaksi dan persaingan global yang semakin kompetetif, serta menginsyafi dirinya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Inilah yang menjadi landasan prioritas bela negara untuk pembangunan SDM unggul yang diarahkan kepada perwujudan manusia Indonesia paripurna berdasarkan Pancasila.
“Sejalan dengan itu, pada tahun 2018 Saya telah menginstruksikan pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Bela Negara di berbagai bidang dan tataran di seluruh Indonesia dengan melibatkan segenap jajaran Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah serta berbagai elemen masyarakat sebagai wujud apresiasi atas berbagai keahlian manusia Indonesia,” ungkap Presiden Joko Widodo.
Sebagaimana diketahui bahwa Aksi Nasional Bela Negara juga melengkapi keahlian SDM Indonesia dengan pengamalan nilai-nilai bela negara yang meliputi cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, kesetiaan dan keyakinan kepada Pancasila sebagai Ideologi Negara, kerelaan berkorban untuk bangsa dan negara, serta kemampuan awal bela negara dan semangat untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil, dan makmur.
Aktualisasi bela negara harus disesuaikan dengan kondisi kekinian yang dihadapi oleh masyarakat secara umum serta dilandasi sinergi semua pemangku kepentingan sehingga terwujud kekuatan besar untuk mencapai tujuan yang besar sehingga bela negara bukan hanya menjadi alat untuk menghadapi ancaman yang bersifat potensial maupun aktual, namun juga menjadi alat pencapaian tujuan nasional bangsa dalam jangka panjang yang memerlukan kerja keras serta sinergi bersama secara terus-menerus.
“Dalam beberapa tahun yang lalu kita telah dan akan terus membangun segala insfrastruktur yang diperlukan untuk kemajuan bangsa. Mencetak lapangan kerja, mendorong peningkatan Sumber Daya Pembangunan, dan mereformasi birokrasi pemerintahan. Namun sekali lagi, faktor yang paling utama tetaplah SDM yang unggul demi kemajuan Indonesia,” ujar Jokowi.
Pada peringatan ke-71 Hari Bela Negara tahun 2019 Presiden kembali menekankan tanpa adanya sikap dan perilaku bela negara maka pengelolaan negeri yang besar dan luas dengan sumber daya alamnya yang melimpah tidak akan mencapai keadilan dan kemakmuran yang dicita-citakan oleh seluruh pendahulu bangsa. Karena itu, penanaman nilai-nilai dasar bela negara harus dilakukan secara terus-menerus kepada seluruh komponen masyarakat dari beragam profesi tanpa memandang usia, suku, agama, dan ras sebagai hak dan kewajiban tiap warga negara yang dijamin oleh undang-undang. “Ke depannya, kita semua mengharapkan agar Aksi Nasional Bela Negara di segenap gatra kehidupan nasional dapat semakin terstruktur, sistematif dan massif dengan prioritas dan implementasi yang terukur sesuai dengan persepsi dan aspirasi masyarakat seluas-luasnya,” beber Jokowi.
Presiden Joko Widodo mengakhiri amanatnya pada Peringatan Hari Bela Negara 2019 dengan berpesan agar birokrasi pemerintahan terus mereformasi diri serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pelayanan publik. “Yang belajar dan mengajar, teruslah meningkatkan kearifan dan pengabdian masyarakat berbasis nilai-nilai kebangsaan kita. Yang mengabarkan berita, teruslah menjadi penerang informasi masyarakat secara jujur, berimbang, dan bertanggung jawab. Yang menjalankan usaha, tingkatkanlah terus daya saing secara sinergis dengan segenap tujuan negara. Demikian pula segenap masyarakat dengan beragam profesinya, jadikan bidang profesi masing-masing sebagai ladang bela negara,” kata Joko Widodo. (din/sop/jmk)