Gubernur: Tahun 2022, Tidak Ada Lagi Sekolah yang Tidak Berpagar
PALANGKA RAYA – BIRO PKP. Jambore Guru se-Kalimantan Tengah diselenggarakan pada 5-7 Maret 2020 di Bumi Perkemahan Tambariat Tuah Pahoe Palangka Raya dengan tujuan mempersiapkan kepala sekolah dan guru dari berbagai daerah di Bumi Tambun Bungai untuk menyambut konsep “Merdeka Belajar” yang dicanangkan pemerintah dalam rangka mencetak sumber daya manusia yang unggul.
Sebagai bagian dari kegiatan tersebut, digelar acara tatap muka Gubernur Kalimantan Tengah dengan kepala sekolah se-Kalimantan Tengah di Aula Jayang Tingang, Jumat (6/3/2020). Dalam acara ini, Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran menyambut baik dan memberikan apresiasi kepada para kepala sekolah dan guru-guru yang hadir.
Dalam acara ini, Rizky Mahendra sebagai motivator juga memberikan motivasi kepada para kepala sekolah dan guru-guru untuk tetap semangat memberikan ilmu dalam dunia pendidikan.
Pada sesi dialog, Gubernur memberikan kesempatan kepada para kepala sekolah untuk menyampaikan usulan dan permasalahan yang dihadapi oleh guru-guru di sekolah. “Dalam pertemuan ini, saya ingin berbincang dengan suasana santai bersama para guru membahas berbagai macam masalah dalam dunia pendidikan baik sarana maupun prasarana dan meningkatkan kompetensi tenaga pendidik secara berkelanjutan,” ungkap Gubernur Sugianto.
Semua permasalahan yang ada di sekolah terkait sarana dan prasarana pendidikan akan ditampung dan segera dianggarkan pada Tahun Anggaran 2021 guna memajukan dunia pendidikan dan mencerdaskan anak bangsa khususnya di Kalimantan Tengah.
“Tahun 2021, saya anggarkan dari dana APBD Kalimantan Tengah untuk sarana-sarana sekolah karena masih dalam tanggung jawab saya selaku Gubernur Kalimantan Tengah, sehingga pada tahun 2022, khususnya, tidak ada lagi sekolah yang tidak berpagar,” tegas Gubernur Sugianto Sabran.
Sementara itu, terkait masalah bullying atau perundungan yang masih kerap terjadi di sekolah, Ibu Ivo Sugianto Sabran mengimbau para kepala sekolah dan guru-guru agar menjadi pembimbing yang baik bagi anak-anak didik di sekolah, sehingga mereka tidak melakukan bullying. “Jangan sampai sekolah justru membiarkan atau menutupi kasus bullying,” ujar Ibu Ivo. (nov/eka/ran)