Positif Covid-19 di Kalteng Bertambah, Masyarakat Diminta Disiplin Lakukan Social Distancing
PALANGKA RAYA – BIRO PKP. Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) melalui Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Kalimantan Tengah kembali merilis penambahan jumlah pasien positif Covid-19 (Virus Corona). Baru saja, Jumat (27/3/2020) kemarin diumumkan 5 orang, hari ini, Sabtu (28/3/2020) bertambah lagi 1 orang pasien terjangkit sehingga jumlah pasien positif Covid-19 di Kalteng menjadi 6 orang.
Hal ini disampaikan langsung oleh Wakil Ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalteng, Suyuti Syamsul, dalam siaran pers di Ruang Media Center Gugus Tugas Covid-19, Kantor Gubernur Kalteng, Palangka Raya. “Pasien positif bertambah 1 orang, laki-laki dewasa, klaster Bogor. Pasien dirawat di RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya. Sampai saat ini semua yang positif merupakan imported case, kecuali anak umur 12 tahun,” beber Suyuti.
Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah ini pun mengungkapkan bahwa hasil pemeriksaan untuk di Palangka Raya lebih lambat karena masih menggunakan tempat pemeriksaan di Jakarta, sedangkan Pangkalan Bun lebih cepat karena pemeriksaannya di Surabaya. “Mulai hari Minggu besok Palangka Raya akan mengalihkan tempat pemeriksaannya ke Surabaya supaya lebih cepat keluar hasilnya,” kata Suyuti.
Lebih lanjut dalam release juga disebutkan bahwa jumlah Orang Dengan Pemantauan (ODP) Kalteng bertambah 65 orang sehingga per Sabtu, 28 Maret 2020 total ODP Kalteng adalah 411 orang. “ODP terbanyak saat ini ada di Kota Palangka Raya berjumlah 116 orang,” ujar Suyuti. Sebaliknya, jumlah Pasien Dengan Pengawasan (PDP) mengalami penurunan 2 orang, semula berjumlah 36 orang, kini hanya menjadi 34 orang. Distribusi PDP berdasarkan Rumah Sakit Rujukan, yaitu 31 orang di RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya, 2 orang di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, dan 1 orang di RSUD Muara Teweh.
Berdasarkan keterangan dalam siaran pers tersebut, kondisi PDP Suspect Covid-19 sampai saat ini masih distabilkan, baik pasien dalam perawatan di ruang isolasi RSUD Sultan Imanuddin maupun di RSUD Doris Sylvanus.
Selain itu, Suyuti juga menyinggung perihal lockdown (penguncian/karantina wilayah) di mana saat ini istilah tersebut sudah tidak asing lagi di masyarakat. “Sampai saat ini masih dikaji dampak positif dan negatifnya dari karantina wilayah (lockdown). Tentunya harus dilakukan pengkajian secara bertingkat. Termasuk juga harus mempertimbangkan seandainya penerbangan tiba-tiba dilarang, bagaimana harus mengirim sampel untuk pemeriksaan. Sampel harus dikirim paling lambat 4 jam sudah harus sampai. Hal ini akan menjadi masalah besar. Jadi hari ini juga kami akan mengirim surat ke Kementerian Kesehatan agar membuat alternatif pemeriksaan di Banjarbaru sehingga bisa ditempuh melalui jalur darat,” ungkap Suyuti.
Namun, ia juga menjelaskan bahwa ada pertimbangan lain yang menjadi kendala di mana Banjarbaru sampai saat ini belum siap karena fasilitas yang belum mendukung. Kemudian Suyuti juga mengungkapkan pertimbangan lain Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah untuk membeli sendiri alatnya, tetapi hal itu pun tidak mudah karena barang berasal dari luar negeri dan memiliki prosedur yang cukup panjang.
“Hal-hal ini perlu dipertimbangkan, kalau tidak ada penerbangan kita tidak bisa mengirimkan sampel untuk diperiksa sehingga tidak tahu mana yang positif mana yang negatif dan akan berdampak membahayakan masyarakat kita secara umum. Banyak hal yang kita timbang. Selain itu juga laboratorium di Kalteng belum siap, belum punya alat, SDM-nya juga masih sangat terbatas untuk melakukan pemeriksaan sendiri terkait Covid-19,” kata Suyuti.
Ia juga membeberkan mengenai penelusuran kontak pasien positif Covid-19 anak umur 12 tahun. “Kami masih kaji ulang, itu sebabnya kami mengajukan kaji ulang, meminta pemeriksaan lanjutan, mengambil swab ulang untuk pemeriksaan, sehingga nanti hasilnya lebih komprehensif,” ungkap Suyuti.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalteng kembali mengingatkan dan meminta masyarakat untuk semakin disiplin melakukan social distancing dalam upaya memberantas penyebaran virus Covid-19. “Hal yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk menekan penularan Covid-19 patokannya adalah social distancing, kemudian imbauan untuk perilaku hidup bersih dan sehat dengan cara mencuci tangan,” tegas Suyuti.
Perihal Alat Rapid Test yang saat ini ada di Kalteng berjumlah 2400, Suyuti mengungkapkan bahwa alat tersebut diutamakan secara khusus untuk tenaga kesehatan yang terlibat saja dan bagi petugas gugus yang memiliki potensi besar terdampak Covid-19. “Perlu diingat bahwa hasil rapid test ini hanya screening bukan diagnosis pasti, dan perlu diketahui rapid test ini sensitifitasnya hanya kurang lebih 60 % jadi resiko positif palsu atau negatif palsu itu sebesar 40%,” imbuhnya. Disebutkan juga bahwa total tenaga kesehatan yang menangani Covid-19 untuk tiap Rumah Sakit maksimal 100 orang yang dibagi beberapa shift. (renn/win/dew)