Menjaga Kesehatan di Masa Pandemi Merupakan Investasi Masa Depan
PALANGKA RAYA – BIRO ADPIM. Pandemi Covid-19 membawa dampak multi dimensi bagi masyarakat, tidak hanya bagi kesehatan namun juga berdampak bagi ekonomi dan sosial. Intervensi pemerintah terhadap kesehatan masyarakat memiliki tujuan agar warga negaranya tetap sehat dan tetap produktif. Oleh karena itu, masyarakat perlu menyadari bahwa kesehatan adalah aset terpenting bagi mereka dan merupakan investasi masa depan, sehingga upaya-upaya pencegahan menjadi relevan dengan kebutuhan masyarakat dan sejalan dengan program pemerintah.
“Apabila terjadi peristiwa global public health seperti pandemi Covid-19 ini, tentu ada permasalahan yang harus diantisipasi oleh sebuah negara hingga ke tatanan individu. Karena permasalahan ini menimbulkan berbagai efek, pertama tentu kita berhadapan dengan masalah kesehatan, kedua perekonomian sudah mulai terdampak, saya lihat keamanan juga sudah mulai terganggu,” demikian dijelaskan oleh dr. H. Mohammad Subuh MPPM, Staf Ahli Bidang Ekonomi Kesehatan Kementerian Kesehatan, dalam rilis harian Tim Komunikasi Publik Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kalimantan Tengah, Kamis (3/12/2020) pukul 15.00 WIB.
Lebih lanjut dipaparkan dari kacamata ekonomi, pandemi Covid-19 harus dikendalikan, karena sumber daya di bidang kesehatan maupun anggaran pemerintah juga terbatas. Oleh karena itu, upaya menyehatkan masyarakat pun harus diprioritaskan. Terlebih lagi perawatan pasien Covid-19 diketahui menelan biaya yang besar, rata-rata Rp 184 juta per orang. Perawatan yang mahal ini karena memerlukan perawatan secara khusus.
Dalam ilmu ekonomi kesehatan, dikenal istilah externality, dan vaksin termasuk dalam externality positif. Nilai externality pada vaksin ini sangat besar sekali, karena saat seseorang menerima vaksin, tidak hanya melindungi diri sendiri tapi juga orang lain. Faktor externality positif adalah upaya-upaya pencegahan yang dilakukan dan dalam bidang kesehatan yang disebut perlindungan spesifik adalah imunisasi.
Pada saat ini, pemulihan kesehatan dan ekonomi bisa dilakukan dengan menerapkan perilaku 4M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan), karena tanpa upaya seperti ini maka pemulihan ekonomi sangat sulit. Bagi masyarakat, diminta tidak ragu saat vaksin datang, karena pasti telah melalui proses untuk memastikan keamanan, efektivitas, dan kehalalannya.
Selain itu, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito mengemukakan beberapa jurnal internasional menyatakan bahwa mencuci tangan dengan sabun dapat menurunkan risiko penularan sebesar 35%. Sedangkan memakai masker kain dapat menurunkan risiko penularan sebesar 45% dan memakai masker bedah dapat menurunkan risiko penularan sebesar 70%.
Kemudian, yang paling utama adalah menjaga jarak minimal 1 meter dapat menurunkan risiko penularan sampai dengan 85%. Oleh karena itu, masyarakat harus yakin bahwa setiap usaha yang dilakukan saat ini akan membuahkan hasil, asalkan konsisten dan kolektif melakukan perubahan perilaku menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin dan dilakukan secara sungguh-sungguh.
Adapun perkembangan data Covid-19 hari ini, sebagai berikut: Kasus Konfirmasi ada penambahan sebanyak 157 orang, yaitu di Palangka Raya 14 orang, Kotawaringin Barat 89 orang, Kotawaringin Timur 16 orang, Seruyan 17 orang, Murung Raya 2 orang, dan Katingan 2 orang, sehingga dari semula sebanyak 6.158 orang menjadi 6.314 orang.
Selanjutnya, Pasien Sembuh ada penambahan sebanyak 38 orang, yaitu di Palangka Raya 4 orang, Kotawaringin Barat 5 orang, Kotawaringin Timur 2 orang, Kapuas 8 orang, Murung Raya 1 orang, Barito Selatan 1 orang, Katingan 12 orang, dan Gunung Mas 5 orang, total keseluruhan menjadi 4.843 orang.
Kasus Suspek ada penambahan sebanyak 31 orang, sehingga dari semula 1.058 orang menjadi 1.089 orang. Kasus Probable tidak ada penambahan, tetap 49 orang. Pasien Dalam Perawatan ada penambahan sebanyak 116 orang, menjadi 1.271 orang. Kasus Meninggal ada penambahan sebanyak 2 orang, yaitu di Kotawaringin Barat, sehingga dari semula 198 orang menjadi 200 orang, dengan tingkat kematian (CFR) 3,2%. (win)