Tim Satgas Penanganan Covid-19 Kalteng Sampaikan Pentingnya Vaksin guna Terciptanya Herd Immunity
PALANGKA RAYA – BIRO ADPIM. Tim Komunikasi Publik Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kalimantan Tengah menyampaikan Press Release Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kalimantan Tengah untuk hari ini, Jumat (11/12/2020), mengenai perkembangan penanganan pandemi Covid-19 di Kalimantan Tengah sampai dengan pukul 15.00 WIB.
Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kalimantan Tengah menyampaikan pentingnya masyarakat mendapatkan vaksinasi dalam masa pandemi yang bertujuan agar tercipta herd immunity atau kekebalan kelompok. Meskipun vaksinasi memberikan kekebalan secara individu, namun terciptanya herd immunity akan melindungi masyarakat yang tidak memperoleh vaksinasi karena alasan tertentu, yakni terlindungi dari paparan penyakit.
Oleh karena itu, untuk mencapai kekebalan kelompok atau komunitas ini, prinsip gotong-royong merupakan hal yang utama. Kekebalan komunitas dapat dicapai apabila masyarakat yang sehat dan memenuhi kriteria melakukan vaksinasi, sehingga dengan jumlah yang memadai, maka akan tercipta herd immunity, sekaligus melindungi kelompok-kelompok yang tidak divaksinasi.
Masyarakat juga perlu mengetahui beberapa kriteria ideal vaksin yang berkualitas, di antaranya efikasi dan efektivitas. Kedua aspek ini memiliki peran untuk mengukur manfaat vaksin dalam mengendalikan Covid-19. Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menjelaskan secara rinci, aspek pertama yakni efikasi adalah besarnya kemampuan vaksin mencegah penyakit dan menekan penularan pada individu di kondisi ideal dan terkontrol. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji klinis vaksin di laboratorium yang dilakukan kepada populasi dalam jumlah yang terbatas.
Aspek kedua adalah efektivitas, yaitu kemampuan vaksin mencegah penyakit dan menekan penularan pada individu di lingkup masyarakat luas atau penilaian kemampuan vaksin melindungi masyarakat secara luas yang masyarakat tersebut adalah heterogen (beragam).
Dalam hal efektivitas, terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi. Faktor pertama adalah penerima vaksin seperti usia, komorbid (penyakit penyerta), riwayat infeksi sebelumnya, serta jangka waktu sejak vaksinasi dilakukan. Faktor kedua adalah karakteristik dari vaksin tersebut, seperti jenis vaksin, active atau inactivated, komposisi vaksin, dan cara penyuntikannya. Adapun faktor ketiga, adalah kecocokan strain pada vaksin dengan strain pada virus yang beredar di masyarakat. Untuk mengetahui aspek efektivitas vaksin, maka perlu adanya data surveilans untuk melihat perkembangan kasus serta memantau dampaknya. Data imunisasi untuk melihat cakupan imunisasinya dan data klinis individu pendukung untuk melihat aspek lain yang mempengaruhi kondisi kesehatan individu.
Selain itu, Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kalimantan Tengah menyampaikan terkait efisiensi vaksin, dapat dilihat dari nilai pembelanjaan vaksin. Vaksin dapat mencegah pengeluaran biaya kesehatan yang lain untuk menangani orang yang sakit akibat penyakit tersebut.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyebut ada beberapa faktor yang sama pentingnya dengan vaksin. Ia mengilustrasikan menggunakan analogi Swiss Cheese Model, yaitu seperti lapisan-lapisan keju yang berlubang, yang mana antara satu lubang dan lainnya saling menutupi lubang pada lapisan keju yang ada di depan atau di belakangnya. “Perlu kita ingat bahwa satu upaya pengendalian Covid-19 saja tidak akan efektif jika tidak disertai upaya lainnya yang menutup kekurangan masing-masing dan saling melengkapi,” ujarnya.
Ia menyontohkan penerapan protokol kesehatan 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan, atau upaya 3T, yaitu testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan), dan treatment (perawatan). Jika hanya menerapkan satu aspek saja, akan menghasilkan penanganan Covid-19 yang kurang efektif.
Oleh karena itu, perlu adanya kerjasama masyarakat untuk bersungguh-sungguh mengendalikan Covid-19. “Langkah vaksinasi tingkat nasional harus tetap diikuti kedisiplinan kita dalam menjalankan kesehatan di setiap kegiatan. Ingat vaksinasi akan berjalan efektif apabila kita secara disiplin menjalankan protokol kesehatan,” tegas Tim Satuan Tugas.
Selanjutnya disampaikan perkembangan data Covid-19 yang dihimpun akumulasinya hingga 11 Desember 2020 pukul 15.00 WIB, sebagai berikut:
1. Kabupaten/kota zona terdampak, sebanyak 13 kabupaten dan 1 kota sudah terdampak.
. Kasus Konfirmasi, ada penambahan sebanyak 216 orang, yaitu di Palangka Raya 40 orang, Katingan 10 orang, Kotawaringin Timur 23 orang, Kotawaringin Barat 39 orang, Lamandau 68 orang, Seruyan 23 orang, Pulang Pisau 2 orang, Gunung Mas 7 orang, Barito Selatan 1 orang, Barito Utara 1 orang, dan Murung Raya 2 orang, sehingga dari semula sebanyak 7.409 orang menjadi 7.625 orang.
3. Sembuh, ada penambahan sebanyak 51 orang, yaitu di Palangka Raya 3 orang, Kotawaringin Timur 1 orang, Kotawaringin Barat 29 orang, Lamandau 2 orang, Seruyan 10 orang, Pulang Pisau 3 orang, dan Gunung Mas 3 orang, sehingga dari semula 5.138 orang menjadi 5.189 orang.
4. Kasus Suspek, ada penambahan sebanyak 418 orang, sehingga dari semula 974 orang menjadi 1.392 orang.
5. Kasus Probable, tidak ada penambahan, sehingga tetap 49 orang.
6. Dalam Perawatan, ada penambahan sebanyak 161 orang, sehingga dari semula 2.051 orang menjadi 2.212 orang.
7. Kasus Meninggal, ada penambahan sebanyak 4 orang, yaitu Kotawaringin Timur 1 orang, Kotawaringin Barat 2 orang, dan Barito Timur 1 orang, sehingga dari semula 220 orang menjadi 224 orang. Tingkat kematian (CFR) 2,9%.
8. Jumlah orang yang diperiksa swab atau suspek ada penambahan sebanyak 412 orang, sehingga dari semula 28.496 orang menjadi 28.908 orang.
9. Jumlah spesimen ada penambahan sebanyak 424 orang, sehingga dari semula 70.201 spesimen menjadi sebanyak 70.625 spesimen. (dew)