Pemerintah Tutup Tahun 2020 dengan Mendatangkan 3 Juta Vaksin Covid-19
PALANGKA RAYA – BIRO ADPIM. Pemerintah Indonesia menutup tahun 2020 dengan mendatangkan 3 juta vaksin Covid-19. Demikian disampaikan Tim Komunikasi Publik Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kalimantan Tengah (Kalteng) dalam rilisnya hari ini, Rabu (6/1/2021).
Juru bicara pemerintah dr. Reisa Brotoasmoro menyatakan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 akan diprioritaskan bagi 1,3 juta tenaga kesehatan dan 17,4 juta petugas pelayan publik. Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) juga menyatakan bahwa perlindungan kepada tenaga kesehatan adalah wajib dan harus dilakukan oleh seluruh negara di dunia. Hal ini sangat beralasan mengingat sudah ada lebih dari 500 tenaga kesehatan yang gugur selama 10 bulan masa pandemi. Hilangnya tenaga kesehatan ini dinilai sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan sistem kesehatan dalam negeri terancam collapse atau lumpuh. Padahal, untuk melahirkan seorang tenaga kesehatan, membutuhkan waktu antara 4 sampai 7 tahun. Sementara itu, 100 ribu pasien Covid-19 sedang menunggu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Bagi tenaga kesehatan sendiri, wajib memelihara kesehatannya termasuk melindungi keselamatan teman sejawat, di mana melindungi diri dengan mendapatkan vaksinasi adalah kesadaran profesional. “Dan melindungi teman sejawat, pasien, bahkan keluarga kita adalah kewajiban moral. Soal keamanan vaksin, para guru tenaga kesehatan yang berpengalaman puluhan tahun telah mendampingi proses pengkajian vaksin. Tentunya, apabila vaksin sudah masuk uji klinis fase 3, artinya sudah lulus uji klinis fase 1 dan 2,” jelasnya.
Vaksin Coronavac berbasis inactivated virus atau virus yang tidak aktif. Metode ini sudah dikenal selama ratusan tahun, tepatnya sejak adanya vaksin rabies. Vaksin tersebut terbukti relatif berhasil melindungi diri dan mengeradikasi penyakit menular. Bukti lainnya adalah vaksin polio yang juga dibuat dengan metode ini. Vaksin polio juga berhasil menyelamatkan jutaan anak dari risiko lumpuh dan kehilangan masa depan. Untuk itu, para tenaga kesehatan diharapkan tidak ragu mengikuti vaksinasi.
Selain vaksinasi, berbagai bentuk perlindungan lainnya terhadap tenaga kesehatan sudah diupayakan, mulai dari memastikan tersedianya alat pelindung diri, meningkatkan kemampuan teknis, dan menyediakan informasi terkini penanganan Covid-19, termasuk insentif dan apresiasi kerja tenaga kesehatan.
Tim Satgas Covid-19 Kalteng telah menerima 14.680 dosis vaksin. Vaksin tersebut tiba di Palangka Raya pada Selasa (5/1/2021) dan sudah siap digunakan dalam pelaksanaan vaksinasi. Mulai tanggal 13 sampai 14 Januari 2021, Provinsi Kalteng akan menyusun daftar penerima vaksin tahap pertama yang akan dibagi dalam bentuk kelompok-kelompok. “Vaksin Tahap Pertama merupakan awal dari keberhasilan vaksinasi berikutnya. Hal ini perlu dukungan seluruh lapisan masyarakat,” kata Tim Satgas Covid-19 Kalteng.
Sementara terkait dengan pemberian vaksin, hal ini nantinya akan melihat kondisi penerima vaksin. Jika kondisi penerima vaksin kurang fit atau sedang sakit, maka yang bersangkutan belum bisa diberikan vaksinasi atau ditunda sampai kondisinya sehat kembali.
Sebagaimana dipaparkan Tim Satgas Covid-19 Kalteng dalam rilisnya hari ini, kelompok orang yang tidak bisa menerima vaksin Covid-19, antara lain orang yang sedang sakit, memiliki penyakit penyerta yang tidak terkontrol, memiliki penyakit autoimun, dan tidak sesuai usia seperti pada Vaksin Sinovac yang saat ini sedang diuji. Vaksin ini ditujukan untuk penerima usia 18-59 tahun yang sedang dalam keadaan sehat, sehingga vaksinasi dapat bekerja secara optimal dan membentuk antibodi atau kekebalan tubuh.
Selanjutnya, disampaikan perkembangan data Covid-19 yang dihimpun akumulasinya pada 6 Januari 2021 pukul 15.00 WIB, sebagai berikut: sebanyak 13 kabupaten dan 1 kota sudah terdampak. Kasus Konfirmasi ada penambahan sebanyak 66 orang, yaitu di Palangka Raya 13 orang, Katingan 1 orang, Kotawaringin Timur 35 orang, Kotawaringin Barat 2 orang, Lamandau 2 orang, Sukamara 1 orang, Pulang Pisau 1 orang, Kapuas 4 orang, Gunung Mas 4 orang, Barito Selatan 1 orang, dan Murung Raya 2 orang, sehingga dari semula sebanyak 9.977 orang menjadi 10.043 orang.
Meski Kasus Konfirmasi masih mengalami penambahan, jumlah pasien sembuh juga ada penambahan sebanyak 118 orang, yaitu di Palangka Raya 1 orang, Katingan 1 orang, Kotawaringi Timur 44 orang, Kotawaringin Barat 58 orang, Lamandau 3 orang, Pulang Pisau 8 orang, dan Barito Selatan 3 orang, sehingga dari semula 8.021 orang menjadi 8.139 orang.
Untuk Kasus Suspek, ada penambahan sebanyak 68 orang, sehingga dari semula 382 orang menjadi 450 orang. Kasus Probable ada penambahan sebanyak 3, sehingga dari semula 56 orang menjadi 59 orang. Dalam Perawatan ada penurunan sebanyak 52 orang, sehingga dari semula 1.680 orang menjadi 1.628 orang. Adapun Kasus Meninggal, tidak ada penambahan, sehingga tetap 276 orang, dengan tingkat kematian atau Case Fatality Rate (CFR) 2,7%.
Jumlah orang yang diperiksa swab atau suspek sampai hari ini tercatat ada penambahan sebanyak 80 orang, sehingga dari semula 34.676 orang menjadi 34.756 orang. Sedangkan jumlah spesimen, ada penambahan sebanyak 747 orang, sehingga dari semula 84.550 spesimen menjadi sebanyak 85.297 spesimen. (ran)