Sebagian Besar Mutasi Virus Covid-19 Tidak Ubah Kemampuan Timbulkan Penyakit
PALANGKA RAYA – BIRO ADPIM. Tim Komunikasi Publik Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kalimantan Tengah (Kalteng) menyampaikan penjelasan mengenai mutasi virus Covid-19 dalam rilisnya hari ini, Jumat (5/3/2021).
Sebagaimana diungkapkan Tim Pakar Satgas Covid-19, hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mutasi tidak secara material mengubah virolensi atau kemampuan virus untuk menimbulkan penyakit. Demikian pula dengan efektivitas vaksin secara signifikan. Namun, semakin sedikit keberadaan mutasi virus, maka semakin efektif vaksin yang sedang dikembangkan ini dapat bekerja dengan baik.
Pada prinsipnya, menurut Tim Pakar, varian dapat terus bertambah, khususnya saat pandemi masih berlangsung, karena banyaknya jumlah penularan yang terjadi di masyarakat. Mutasi yang dilakukan virus adalah upaya untuk bertahan hidup dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Adapun mutasi sendiri, didefinisikan sebagai suatu proses karena adanya kesalahan saat memperbanyak diri, di mana virus anakan tidak sama dengan induknya atau parental strain.
Virus baru hasil mutasi tersebut akan menjadi varian. Apabila varian menunjukkan sifat fisik yang baik dan jelas maupun sama dan berbeda dengan virus aslinya, maka varian akan disebut sebagai strain.
Lebih lanjut, Tim Pakar mengungkapkan bahwa para peneliti di dunia termasuk di Indonesia terus meneliti mutasi dan varian baru yang muncul untuk mengetahui berbagai dampak dan solusi menghadapinya. Saat ini, beberapa varian virus yang sudah ditemukan menyebar secara global, yakni varian B117 di Inggris, B1351 di Afrika Selatan yang merupakan hasil mutasi dari virus B117, dan varian P1 di wilayah Brazil.
“Ilmuwan dunia terus mengamati dinamika persebaran virus ini, termasuk perubahan spikes atau protein yang akan menempel pada reseptor sel tubuh untuk memperbanyak diri. Untuk di Indonesia, dari hasil temuan Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, jumlah Whole Genum Sequencing (WGS) berjumlah 495 dengan 471 di antaranya WGS komplit. Varian D614G sudah ditemukan sejak April 2020 dan hingga Februari 2021 seluruh WGS yang dilaporkan bervarian D614G. Namun, data pelaporan WGS terbaru oleh Balitbangkes menunjukkan ada 2 WGS yang memiliki varian B117 dari sampel yang diambil dari bulan Februari 2021,” papar Tim Pakar seperti disampaikan dalam rilis Tim Satgas Covid-19 Kalteng hari ini.
Tim Satgas juga menyampaikan bahwa pemerintah telah mengambil langkah-langkah strategis bekerjasama dengan para peneliti dan menginstruksikan kepada petugas di lapangan untuk memperketat skrining demi mencegah masuknya varian baru dari negara lain maupun dari satu daerah ke daerah lain.
Guna mencegah dampak negatif dari mutasi virus Covid-19, semua pihak disarankan tidak hanya menunggu hasil temuan ilmuwan karena hasil penelitian saintifik membutuhkan waktu. Menurut Tim Satgas, upaya proaktif untuk melindungi diri dan orang di sekitar adalah dengan cara tidak melakukan mobilitas yang tidak perlu, sehingga penularan dapat dicegah. Seperti diketahui, salah satu upaya mencegah mutasi virus adalah dengan menghambat persebarannya.
Selain tidak melakukan mobilitas yang tidak perlu, upaya selanjutnya adalah meningkatkan protokol kesehatan 3T (Testing, Tracing, dan Treatment) serta berpartisipasi dalam program vaksinasi untuk menumbuhkan imunitas secara spesifik.
Dalam rilis Tim Satgas Covid-19 Kalteng hari ini, disampaikan pula perkembangan data Covid-19 yang dihimpun akumulasinya hingga pukul 15.00 WIB, sebagai berikut: sebanyak 13 kabupaten dan 1 kota sudah terdampak. Kasus Konfirmasi ada penambahan sebanyak 152 orang, yaitu di Palangka Raya 35 orang, Katingan 3 orang, Kotawaringin Timur 17 orang, Kotawaringin Barat 39 orang, Sukamara 3 orang, Pulang Pisau 7 orang, Kapuas 16 orang, Gunung Mas 16 orang, Barito Timur 10 orang, dan Murung Raya 6 orang, sehingga dari semula sebanyak 14.165 orang menjadi 14.317 orang.
Selanjutnya, jumlah pasien sembuh ada penambahan sebanyak 85 orang, yaitu di Palangka Raya 11 orang, Katingan 8 orang, Kotawaringin Timur 10 orang, Kotawaringin Barat 33 orang, Pulang Pisau 1 orang, Gunung Mas 11 orang, Barito Selatan 3 orang, Barito Timur 5 orang, dan Murung Raya 3 orang, sehingga dari semula 12.574 orang menjadi 12.659 orang.
Untuk Kasus Suspek, ada penambahan sebanyak 1 orang, sehingga dari semula 251 orang menjadi 252 orang. Kasus Probable tidak ada penambahan, sehingga tetap 69 orang. Dalam Perawatan ada penambahan sebanyak 66 orang, sehingga dari semula 1.226 orang menjadi 1.292 orang. Dan, Kasus Meninggal ada penambahan sebanyak 1 orang, yaitu di Kotawaringin Barat, sehingga dari semula 365 orang menjadi 366 orang, dengan tingkat kematian atau Case Fatality Rate (CFR) 2,6%.
Sementara itu, untuk jumlah spesimen, ada penambahan sebanyak 530 orang, sehingga dari semula 111.425 spesimen menjadi sebanyak 111.955 spesimen. (ran)