Kombinasi Strategi 3M, 3T, dan Vaksinasi Menjadi Kunci Merdeka dari Pandemi Covid-19
PALANGKA RAYA – BIRO ADPIM. Tim Komunikasi Publik Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kalimantan Tengah (Kalteng) kembali menyampaikan perkembangan penanganan pandemi Covid-19 di Kalteng sampai dengan Selasa (01/06/2021) pukul 15.00 WIB.
Tim Satgas Penanganan Covid-19 Kalteng, sebagaimana Satgas Penanganan Covid-19 Pusat, menyampaikan kutipan Pendahuluan dari Buku “Pengendalian Covid-19 dengan 3M, 3T, Vaksinasi, Disiplin, Kompak, dan Konsisten”. Buku yang diluncurkan Oktober 2020 itu menyebutkan bahwa vaksinasi “paling cepat” selesai pada tahun 2022. Bahkan, mereka yang sudah divaksin pun, pada tingkat tertentu, dapat terpapar lagi. Termasuk para penyintas yang sudah terkena Covid-19. “Jadi, apa yang harus dilakukan? Pertama, tetaplah mematuhi protokol kesehatan 4M. Kedua, terus mendukung pemerintah dalam melaksanakan 3T. Ketiga, mengikuti program vaksinasi nasional,” jelas Tim Satgas.
“Pengalaman selama satu tahun lebih, telah memberikan pelajaran. Tidak ada satu pun intervensi tunggal yang mampu menyelesaikan pandemi ini. Kita harus terus meningkatkan ketahanan kesehatan masyarakat melalui upaya pencegahan penularan yang dikenal dengan istilah 3M (memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, serta mencuci tangan pakai sabun). Perilaku 3M harus disertai upaya 3T (Tes, Telusur, Tindak Lanjut) agar kita mampu menghentikan penularan di masyarakat dan menyelamatkan mereka yang menderita Covid-19. Kehadiran vaksin telah memberi banyak harapan agar kita segera terbebas dari pandemi ini. Kombinasi antara upaya 3M, 3T, dan vaksinasi menjadi intervensi penting yang saling mendukung dan tidak terpisahkan satu sama lain,” urai Tim Satgas.
Tantangan saat ini adalah adanya anggapan sebagian masyarakat bahwa jika telah divaksin, protokol kesehatan tidak lagi penting. Hal itu merupakan pandangan yang dinilai sangat keliru. Presiden beberapa kali mengingatkan bahwa meskipun sudah divaksin, semua orang tetap harus patuh protokol kesehatan tanpa terkecuali. Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kepatuhan terhadap protokol kesehatan hingga dapat mencapai kondisi herd immunity. Kolaborasi pentaheliks melibatkan pemerintah, swasta, masyarakat, perguruan tinggi, dan media. Aktivasi Posko Desa/Kelurahan yang melaksanakan fungsi pencegahan, penanganan, pembinaan, dan pendukung di tingkat komunitas dianggap sangat penting dan efektif. Pelaksanaan PPKM Mikro terbukti mampu membangkitkan peran masyarakat dan mengoptimalkan modal sosial gotong-royong yang memang menjadi kekuatan bangsa Indonesia.
“Kita belum tahu kapan pandemi akan berakhir. Namun, dengan kombinasi strategi 3M, 3T, dan vaksinasi yang dilaksanakan secara konsisten, disiplin, dan kompak, akan menjadi kunci keberhasilan kita untuk merdeka dari pandemi Covid-19,” tegas Tim Satgas.
Selanjutnya, Tim Satgas Penanganan Covid-19 Kalteng menyampaikan setiap harinya, jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kalteng selalu bertambah. Orang yang berisiko tinggi adalah mereka yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid, seperti hipertensi, diabetes, jantung, asma, hingga gagal ginjal. Selain itu, orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah, berusia lanjut yakni di atas 60 tahun, dan mereka yang mengalami obesitas atau berat badan berlebihan. Sudah menerima vaksinasi dan berperilaku sehat, yaitu 4M, dinilai menjadi upaya pencegahan yang sangat penting. Strategi pencegahan Covid-19 oleh Tim Satgas Penanganan Covid-19 Kalteng Bidang Perubahan Perilaku difokuskan pada peningkatan kepatuhan 4M. Setiap orang harus mau dan mampu melakukan perubahan perilaku kepatuhan 4M, sehingga dapat mencegah terjadinya penularan Covid-19.
Tim Satgas Penanganan Covid-19 Kalteng pun menyampaikan perkembangan data Covid-19 yang telah dihimpun akumulasinya pada 1 Juni 2021 pukul 15.00 WIB, sebagai berikut:
1) Kabupaten/Kota zona terdampak, sebanyak 13 kabupaten dan 1 kota sudah terdampak.
2) Kasus Konfirmasi, ada penambahan sebanyak 64 orang, yaitu di Palangka Raya 16 orang, Kotawaringin Timur 14 orang, Kotawaringin Barat 25 orang, Sukamara 1 orang, Seruyan 1 orang, Kapuas 1 orang, dan Murung Raya 6 orang, sehingga dari semula sebanyak 22.507 orang menjadi 22.571 orang.
3) Sembuh, ada penambahan sebanyak 57 orang, yaitu di Palangka Raya 19 orang, Kotawaringin Timur 17 orang, Kotawaringin Barat 3 orang, Pulang Pisau 1 orang, Kapuas 2 orang, Gunung Mas 7 orang, Barito Timur 4 orang, dan Murung Raya 4 orang, sehingga dari semula 20741 orang menjadi 20798 orang.
4) Kasus Suspek, tidak ada penambahan, sehingga tetap 417 orang.
5) Kasus Probable, tidak ada penambahan, sehingga tetap 96 orang.
6) Dalam Perawatan, ada penambahan sebanyak 5 orang, sehingga dari semula 1.166 orang menjadi 1.171 orang.
7) Kasus Meninggal, ada penambahan sebanyak 2 orang, yaitu di Palangka Raya 1 orang dan Sukamara 1 orang, sehingga dari semula 600 orang menjadi 602 orang. Tingkat kematian (CFR) 2,7%.
8) Jumlah spesimen ada penambahan sebanyak 575 orang, sehingga dari semula 147.715 spesimen menjadi sebanyak 148.290 spesimen. (dew)