Tim Satgas Covid-19: Selain Mutasi Virus, Kerumunan Menyebabkan Lonjakan Kasus Covid-19
PALANGKA RAYA – BIRO ADPIM. Tim Komunikasi Publik Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kalimantan Tengah (Kalteng) menyampaikan Press Release mengenai perkembangan penanganan pandemi Covid-19 di Kalteng hingga pukul 15.00 WIB, Jumat (25/06/2021).
Tim Satgas Penanganan Covid-19 Kalteng menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 sudah berjalan hampir 2 tahun lamanya. Virus SARS-Cov-2 penyebab Covid-19 juga mengalami mutasi dan menimbulkan berbagai varian baru. Dengan mengenali varian virus Covid-19, baik yang baru maupun lama dan memahami gejala serta cara mencegah penularannya, masyarakat bisa menekan lonjakan kasus yang terjadi akhir-akhir ini di Tanah Air.
“Virus COvid-19 ini mudah berubah, varian of concern bagi saya itu ada dua, yakni varian Alfa (B.1.1.7) dan Delta (B.1.617). Tetapi, di samping mutasi virus, terjadinya lonjakan kasus juga karena adanya kerumunan,” ungkap Prof. I Gusti Ngurah Kade Mahardika, Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana sekaligus Anggota Tim Pakar Medis Satgas COVID-19.
“Vaksin Covid-19 sendiri sudah diteliti dan masih efektif melawan varian virus Covid-19 terutama Alfa dan Delta. Saya mendukung percepatan vaksinasi yang dilakukan pemerintah karena dengan 40%-50% cakupan vaksinasi C0vid-19 di negara-negara Eropa, mereka sudah berani mengadakan Piala Eropa 2021,” imbuh Prof. Mahardika.
Sementara itu, Prof. Dr. Kusnandi Rusmil, Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran juga mengatakan, “Covid-19 ini sangat-sangat hebat dampaknya. Apabila kita terinfeksi virus ini, fatal akibatnya, sehingga kita harus benar-benar menghindarinya. Selain kita harus disiplin menegakkan protokol 5M, maka untuk melengkapinya kita harus divaksinasi.”
Vaksin Covid-19, menurut Prof. Kusnandi, dinilai sudah efektif dalam memberikan tingkat perlindungan yang diperlukan. Kalaupun terinfeksi, jika sudah mendapat vaksinasi, akan mengurangi gejala kesakitan dan risiko kematian bagi pasien Covid-19. Ia berpesan agar masyarakat jangan takut divaksinasi, tetapi harus takut dengan virusnya.
“Kita harus memberi pemahaman kepada masyarakat betapa jahatnya Covid-19 ini. Saya yakin dengan fakta-fakta yang sekarang ini kita tampilkan, banyaknya kesakitan dan kematian akibat Covid-19, masyarakat harus mulai sadar pentingnya protokol kesehatan dan vaksinasi,” kata Prof. Kusnandi.
Dr. Hermawan Saputra, Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia menyebutkan kondisi saat ini menjadi alarm bagi individu dan lingkungan sekitar supaya memperkuat protokol kesehatan di perkantoran, pemukiman, pusat perbelanjaan, sampai kampung di pelosok. “Pemerintah harus mampu memberdayakan sumber daya hingga ke desa-desa untuk mempengaruhi perubahan perilaku masyarakat,” pesannya.
Lebih lanjut, Dr. Hermawan mengimbau agar mengaktifkan gotong-royong di lingkup komunitas dan membuat ruang isolasi mandiri di tingkat komunitas. “Ini upaya yang bisa meringankan beban rumah sakit kita yang saat ini mulai penuh terutama di Pulau Jawa,” ujarnya.
Melihat kondisi yang dihadapi Indonesia saat ini, Dr. Hermawan berpendapat cara terbaik memutus mata rantai penularan Covid-19 adalah dengan mencegahnya. “Cara terbaik untuk mencegah penularannya adalah menghindari kerumunan,” tegasnya.
Selanjutnya, disampaikan perkembangan data Covid-19 yang telah dihimpun akumulasinya hingga 25 Juni 2021 pukul 15.00 WIB, sebagai berikut:
1) Kabupaten/kota zona terdampak, sebanyak 13 kabupaten dan 1 kota sudah terdampak.
2) Kasus Konfirmasi, ada penambahan sebanyak 129 orang, yaitu di Palangka Raya 40 orang, Kotawaringin Timur 24 orang, Kotawaringin Barat 27 orang, Lamandau 22 orang, Sukamara 3 orang, Pulang Pisau 1 orang, Kapuas 2 orang, Barito Selatan 1 orang, Barito Timur 3 orang, dan Murung Raya 6 orang, sehingga dari semula sebanyak 24773 orang menjadi 24902 orang.
3) Sembuh, ada penambahan sebanyak 126 orang, yaitu di Palangka Raya 21 orang, Kotawaringin Timur 8 orang, Kotawaringin Barat 79 orang, Lamandau 11 orang, Pulang Pisau 3 orang, Barito Selatan 1 orang, Barito Timur 1 orang, dan Barito Utara 2 orang, sehingga dari semula 22717 orang menjadi 22843 orang.
4) Kasus Suspek, ada penambahan sebanyak 84 orang, sehingga dari semula 225 orang menjadi 309 orang.
5) Kasus Probable, tidak ada penambahan sehingga tetap 98 orang.
6) Dalam Perawatan, ada penurunan sebanyak 3 orang, sehingga dari semula 1398 orang menjadi 1395 orang.
7) Kasus Meninggal, ada penambahan sebanyak 6 orang, yaitu di Palangka Raya 3 orang, Kotawaringin Barat 1 orang, dan Lamandau 2 orang, sehingga dari semula 658 orang menjadi 664 orang. Tingkat kematian (CFR) 2,7%.
8) Jumlah spesimen ada penambahan sebanyak 492 orang, sehingga dari semula 157689 spesimen menjadi sebanyak 158181 spesimen.
9) Sebaran Kasus Aktif menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan, mengalami penurunan 1 Kecamatan dan penambahan 20 Desa/Kelurahan, sehingga dari semula pada 75 Kecamatan (55,15%) menjadi 74 Kecamatan (54,41%) dan 181 Desa/Kelurahan (11,47%) menjadi 201 Desa/Kelurahan (12,74%).
10) Zonasi RT Kasus Aktif, mengalami penurunan 16 RT, sehingga dari semula Zona Merah 5 RT (0,05%) menjadi 5 RT (0,05%), RT Zona Oranye 20 RT (0,19%) menjadi 19 RT (0,18%), dan RT Zona Kuning 355 RT (3,42%) menjadi 340 RT (3,28%).
11) Keterpakaian Tempat Tidur pada RS (BOR), mengalami Peningkatan Tempat Tidur Terpakai (0,1%), sehingga dari semula 43,1% menjadi 43,2%, di mana ada 4 Kabupaten/Kota yang BOR di atas 50%, yaitu Murung Raya, Kotawaringin Barat, Palangka Raya, dan Kotawaringin Timur.
12) Capaian target vaksinasi, yaitu Nakes Tahap I sebesar 108,46% dan Tahap II sebesar 101,31%, Pelayan Publik Tahap I sebesar 108,54% dan Tahap II sebesar 45,38%, serta Lansia Tahap I sebesar 28,35% dan Tahap II sebesar 9,42%. (dew)