Varian Covid-19 Terus Bermutasi, Satgas Paparkan Perlunya Solusi Paralel dan Kolektif
PALANGKA RAYA – BIRO ADPIM. Tim Komunikasi Publik Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kalimantan Tengah (Kalteng) menyampaikan press release mengenai perkembangan penanganan pandemi Covid-19 hingga pukul 15.00 WIB di Kalteng, Senin, (07/06/2021).
Tim Satgas Penanganan Covid-19 Kalteng melalui Satgas Covid-19 Pusat menyampaikan varian Covid-19 hingga saat ini terus bermutasi. Berdasarkan Whole Genum Sequencing (WGS), terdeteksi sebarannya hampir di seluruh pulau di Indonesia. World Health Organization (WHO) menyatakan sejauh ini varian utama yang terdeteksi, yakni B117 (Inggris), B1351 (Afrika Selatan), B11281 atau P1 (Brazil/Jepang), dan B1617 dari India, mempengaruhi efikasi vaksin.
Pada pengaruh efikasinya, varian B117 mempengaruhi vaksin AstraZaneca. Varian B1351 mempengaruhi vaksin Moderna, Pfizer, AstraZaneca, dan Novavac. Sedangkan varian P1 mempengaruhi efikasi Moderna dan Pfizer. Untuk varian B1617, mempengaruhi Moderna dan Pfizer. Hal ini disebabkan vaksin yang ada masih menggunakan virus atau original varian yang ditemukan di Wuhan, China.
Meski demikian, WHO juga menyatakan bahwa pengaruh varian terhadap efikasi masih bersifat sementara dan masih bisa berubah tergantung hasil studi lanjutan yang sedang dilakukan. Selain itu, perubahan efikasi tidak menurunkan efikasi vaksin di bawah 50% yang menjadi ambang batas minimal yang ditolerir WHO untuk sebuah produk vaksin yang layak. Bahkan, beberapa vaksin di antaranya masih memiliki efikasi di atas 90%.
Untuk mengantisipasi hal ini, perlunya dilakukan berbagai solusi secara paralel dan secara kolektif, di antaranya pertama, mengefektifkan testing dan karantina pelaku perjalanan demi menekan bertambahnya varian yang masuk karena saat ini yang terdeteksi berdasarkan WGS adalah 4 dari 8 varian akibat mutasi Covid-19.
Kedua, menggiatkan WGS secara komplit untuk mengetahui distribusi secara tepat dan dapat menjadi dasar kebijakan pengendalian yang spesifik sesuai risiko per daerah. Ketiga, penegakan protokol kesehatan di semua sektor dan lini kegiatan demi menurunkan peluang kemunculan varian baru atau gabungan dengan kasus-kasus yang ada di Indonesia karena pada prinsipnya mutasi akan menjadi lebih masif saat penularan di masyarakat juga tinggi. Keempat, melanjutkan vaksinasi karena vaksin yang digunakan saat ini masih tergolong efektif, baik untuk mencegah penyakit maupun menghindari gejala parah pada kasus positif.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito mengingatkan kepada seluruh pemimpin daerah serta petugas di lapangan kembali mengevaluasi kebijakan yang diterapkan karena solusi-solusi tersebut tidak akan efektif jika tidak ada kekompakan dalam menjalankannya. Perlu ditanamkan keyakinan terhadap kemampuan bangsa untuk sukses mengendalikan Covid-19 serta sangat berarti dari setiap usaha kecil dan sesederhana, seperti memakai masker saat keluar rumah hingga upaya berskala besar seperti vaksinasi.
Tim Satgas Penanganan Covid-19 Kalteng menyampaikan setiap harinya jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kalteng selalu bertambah. Orang yang berisiko tinggi adalah mereka yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid, seperti hipertensi, diabetes, jantung, asma, hingga gagal ginjal. Selain itu, orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah, berusia lanjut yakni di atas 60 tahun, dan mereka yang mengalami obesitas atau berat badan berlebihan. Sudah menerima vaksinasi dan berperilaku sehat, yaitu 4M, menjadi upaya pencegahan yang sangat penting. Strategi pencegahan Covid-19 oleh Tim Satgas Penanganan Covid-19 Kalteng Bidang Perubahan Perilaku difokuskan pada peningkatan kepatuhan 4M. Setiap orang harus mau dan mampu melakukan perubahan perilaku kepatuhan 4M, sehingga dapat mencegah terjadinya penularan Covid-19.
Selanjutnya disampaikan perkembangan data Covid-19 yang dihimpun akumulasinya hingga 7 Juni 2021 pukul 15.00 WIB, sebagai berikut:
1) Kabupaten/kota zona terdampak, sebanyak 13 kabupaten dan 1 kota sudah terdampak.
2) Kasus Konfirmasi, ada penambahan sebanyak 90 orang, yaitu di Palangka Raya 21 orang, Katingan 7 orang, Kotawaringin Barat 22 orang, Sukamara 2 orang, Kapuas 1 orang, Gunung Mas 3 orang, Barito Selatan 3 orang, Barito Utara 19 orang, dan Murung Raya 12 orang, sehingga dari semula sebanyak 23.032 orang menjadi 23.122 orang.
3) Sembuh, ada penambahan sebanyak 48 orang, yaitu di Palangka Raya 23 orang, Katingan 6 orang, Kotawaringin Timur 10 orang, Kotawaringin Barat 1 orang, Barito Selatan 1 orang, Barito Timur 1 orang, dan Murung Raya 6 orang, sehingga dari semula 21.213 orang menjadi 21.261 orang.
4) Kasus Suspek, ada penurunan sebanyak 20 orang, sehingga dari semula 246 orang menjadi 226 orang.
5) Kasus Probable, tidak ada penambahan, sehingga tetap menjadi 96 orang.
6) Dalam Perawatan, ada penambahan sebanyak 41 orang, sehingga dari semula 1.203 orang menjadi 1.244 orang.
7) Kasus Meninggal, ada penambahan sebanyak 1 orang, yaitu di Gunung Mas, sehingga dari semula 616 orang menjadi 617 orang. Tingkat kematian (CFR) 2,7%.
8) Jumlah spesimen ada penambahan sebanyak 490 orang, sehingga dari semula 150.498 spesimen menjadi sebanyak 150.988 spesimen. (dew)