Sinergisitas dan Kolaborasi Jadi Kunci Atasi Stunting di Kalimantan Tengah
PALANGKA RAYA – BIRO ADPIM. Saat ini Indonesia masih dihadapkan pada situasi pandemi Covid-19, tapi berbagai upaya modifikasi pelayanan kesehatan dan gizi telah dilakukan. Persoalan kesehatan dan gizi tidak dapat diselesaikan oleh bidang kesehatan saja, namun perlu dukungan dan kontribusi lintas program, lintas sektor, profesi, dan semua mitra pembangunan.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat H.M. Katma F. Dirun hadir mewakili Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Tengah H. Nuryakin pada acara Pelantikan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PERSAGI Se-Provinsi Kalimantan Tengah serta Kegiatan Seminar Gizi yang bertema “Sinergitas antara PERSAGI dan BKKBN dalam Rangka Penanggulangan Stunting di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2022”.
Dalam sambutan Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Tengah yang dibacakannya, Katma menyampaikan angka stunting di Kalimantan Tengah menurut hasil SSGBI (Studi Status Gizi Balita Indonesia) tahun 2021 adalah sebesar 27,4% dan masih tinggi dibandingkan angka nasional, yaitu 24,4%.
Sedangkan mengacu pada RPJMN 2020-2024, percepatan penurunan stunting menjadi 14% dan wasting menjadi 7% pada tahun 2024 menjadi salah satu tujuan pembangunan kesehatan.
“Untuk dapat mencapai target tersebut, perlu dilakukan penguatan intervensi spesifik dan sensitif yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan fokus pada sasaran dari intervensi gizi spesifik sebagaimana diatur pada Perpres 72 Tahun 2021, yaitu: remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak berusia 0-59 bulan,” ungkapnya, Minggu (3/7/2022).
Katma menyambut gembira serta mengucapkan selamat dan semoga sukses atas Rangkaian Acara Pelantikan Ketua DPC PERSAGI Se-Provinsi Kalimantan Tengah serta Kegiatan Seminar Gizi yang bertema “Sinergitas antara PERSAGI dan BKKBN dalam Rangka Penanggulangan Stunting di Provinsi Kalimantan Tengah” Tahun 2022.
“Dengan adanya kegiatan ini, besar harapan ke depan Ahli Gizi di Kalimantan Tengah dengan lintas sektor, profesi, dan semua mitra pembangunan lainnya dapat bersama-sama untuk menanggulangi stunting di Kalimantan Tengah dan menyukseskan membangun gizi masyarakat menuju masyarakat Kalteng yang sehat berprestasi,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua DPD Persagi Provinsi Kalimantan Tengah Ririn Noorhaisna Raffela mengatakan masih banyak tugas tenaga kesehatan, yaitu ahli gizi untuk berperan aktif dan mengatasi permasalahan gizi, yakni mengacu pada RPJMN 2020-2024 adalah pencapaian penurunan stunting menjadi 14% dan wasting 7% pada tahun 2024, di mana dari hasil SSGBI tahun 2021, saat ini masih sebesar 27,4%.
Pekerjaan ini memang sangat berat, kata Ririn, tapi jika dikerjakan bersama dengan sungguh-sungguh, simultan, komprehensif, dan tepat sasaran, semua akan terasa ringan.
“Dulu ada istilah UPCK (Upaya Perbaikan Gizi Keluarga) dan KADARZI (Keluarga Sadar Gizi). Mari kita hidupkan kembali, sehingga dalam pendampingan keluarga, para ahli gizi harus berperan aktif. Dari hasil SSGI tahun 2021, Kalimantan Tengah ada 24,4% angka stuntingnya, di mana selama tiga tahun kita akan menurunkan menjadi 14% di akhir tahun 2024. Semoga SGGI di tahun 2022 angka stunting kita mengalami penurunan,” tandasnya.
Sebagai informasi, Ketua dan Pengurus DPC PERSAGI yang dilantik secara bersama hari ini adalah DPC PERSAGI Kota Palangka Raya, Murung Raya, Gunung Mas, Barito Timur, Pulang Pisau, Barito Selatan, Lamandau, Kotawaringin Barat, Seruyan, dan Katingan. Sementara itu, Webinar Gizi hari ini dilaksanakan secara hybrid dengan jumlah peserta 401 orang yang berasal dari 14 provinsi, yaitu Kalimantan Tengah, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Riau, Banten, Nusa Tenggara Timur, dan Jambi.
Narasumber dalam Webinar kali ini ada 2 orang, yaitu Mars Khendra Kusfriyadi selaku Dewan Pembina DPD PERSAGI Provinsi Kalimatan Tengah dan dr. M. Fitriyanto Leksono selaku Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Tengah. (ira/ben/ist)