Kalteng Berhasil Kendalikan Inflasi Selama Ramadan – Lebaran 2023, Persentase Inflasi Periode April di Bawah Angka Nasional
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Leonard S. Ampung memimpin Rapat Evaluasi Inflasi Kalteng Periode April 2023 di Ruang Rapat Bajakah, Lantai II Kantor Gubernur, Kamis (4/5/2023).
PALANGKA RAYA – BIRO ADPIM. Bulan Ramadan dan Lebaran tahun ini telah usai. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng) bersama stakeholder terkait yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kalteng melakukan rapat evaluasi. Pertemuan ini guna membahas Hasil Rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Terkait Inflasi Kalimantan Tengah Bulan April Tahun 2023.
Rapat Evaluasi Inflasi Kalteng Periode April ini dipimpin oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Leonard S. Ampung di Ruang Rapat Bajakah, Lantai II Kantor Gubernur pada Kamis (4/5/2023). Turut hadir, di antaranya Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro dan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalteng Taufik Saleh.
Dalam paparannya, Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro menjelaskan perkembangan Inflasi Nasional dan Provinsi Kalteng Periode April 2023. Kepala BPS Kalteng menyebutkan Inflasi Nasional relatif terkendali dengan persentasi angka Inflasi Bulan ke Bulan 0,33%, Inflasi Tahun ke Tahun 4,33%, dan Inflasi Tahun Kalender 1,01%.
Lebih lanjut, Kepala BPS Kalteng menjabarkan Inflasi Kalteng yang juga relatif terkendali. “Alhamdulilah, kita di bawah Nasional. Kita di 0,23%. Tahun kalendernya juga di bawah Nasional, yaitu 0,97%, tetapi y-o-y-nya (Inflasi Tahun ke Tahun) masih di atas Nasional karena pengaruh inflasi kita tahun lalu,” kata Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro.
Kemudian, disebutkan Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro, Kota Palangka Raya mengalami inflasi 0,32% dan Kota Sampit 0,08%, di mana kedua angka tersebut juga di bawah angka Inflasi Nasional. “Perkembangan Inflasi/Deflasi Gabungan 2021-2023, ini luar biasa, 0,23% di saat Bulan Hari Besar Agama dan itu prestasi yang cukup baik karena mengingat biasanya itu justru cenderung lebih tinggi dibanding Bulan Ramadan-nya, tetapi kita lebih rendah. Harapannya bulan depan, kalau lihat frame-nya, mestinya lebih rendah dari Bulan Hari Raya. Nah, ini ada beberapa komoditi yang memang harus diantisipasi supaya harganya minimal stabil atau kalau bisa lebih rendah, sehingga perlu kita cermati lagi,” ujar Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro menjelaskan.
Sementara itu, terkait Indeks Perkembangan Harga (IPH), Kepala BPS Kalteng menjelaskan bahwa daerah di Kalteng masih pada angka IPH yang aman. “Alhamdulilah, kita tidak termasuk daerah yang masuk 10 kota paling tinggi IPH-nya. Tapi, kita juga belum masuk sebagai kota yang paling rendah IPH-nya yang penurunannya paling tinggi,” sebutnya.
Berdasarkan data BPS untuk Kalteng, Kabupaten Barito Selatan memiliki IPH paling tinggi. Sebaliknya, Kabupaten Seruyan rata-rata menurun atau mengalami deflasi versi IPH. “Panen cabai rawit di beberapa daerah sentra produksi, Kotawaringin Barat, Kapuas, dan Seruyan, mampu menurunkan harga cabai rawit, sehingga lebih terjangkau oleh masyarakat. Harga beras mengalami kenaikan di 7 kabupaten, yaitu Barito Selatan, Barito Timur, Barito Utara, Murung Raya, Gunung Mas, Sukamara, dan Lamandau. Jadi, kenaikan harga beras ini memberi andil cukup tinggi secara rata-rata 1,98%. Kemudian, telur ayam ras 0,82% dan daging sapi 0,57%”, ungkap Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro menjabarkan.
Pada kesempatan ini, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Leonard S. Ampung mengutarakan perkembangan Inflasi Kalteng yang relatif terkendali ini patut untuk disyukuri dan dipertahankan dengan melakukan berbagai upaya untuk menjaga kestabilan harga dan stok komoditas agar angka Inflasi dapat terus terkendali. “Kondisi Inflasi di Bulan April bersyukur kita masih tidak naik, masih di bawah angka nasional, untuk year on year-nya kita masih 4,85%. Memang perlu antisipasi seperti disampaikan tadi masalah beras,” imbuhnya.
Kemudian, Kepala Perwakilan BI Kalteng Taufik Saleh dalam paparannya juga menjelaskan perkembangan harga terkini pada beberapa komoditas yang menunjukkan peningkatan harga pada awal Mei 2023. Sejumlah komoditas yang mengalami peningkatan harga tersebut, yaitu beras, bawang merah, bawang putih, dan cabai merah yang dipengaruhi siklus pasokan dan naiknya permintaan. Harga rokok kretek filter juga naik sebagai dampak penyesuaian cukai rokok yang dapat berlangsung sepanjang tahun. Selain itu, kenaikan harga juga terjadi pada emas perhiasan seiring kenaikan permintaan pada Hari Besar Keagamaan Nasional Idul Fitri dan dipengaruhi harga emas global.
Sementara itu, sejumlah komoditas mengindikasikan penurunan harga pada awal Mei 2023 ini, yaitu daging ayam, cabai rawit, minyak goreng, telur ayam, dan angkutan udara. Kepala Perwakilan BI Kalteng menjelaskan, “Daging ayam mengalami penurunan harga dari distributor. Siklus pasokan saat ini mempengaruhi harga cabai rawit yang menurun. Minyak goreng terus menunjukkan tren penurunan seiring dengan jumlah DMO yang ditingkatkan untuk mempersiapkan HBKN Idul Fitri. Telur ayam dan angkutan udara mulai turun harga sejalan dengan normalisasi permintaan pasca HBKN dan libur nasional.”
Senada dengan penjelasan Kepala BPS Kalteng, Kepala Perwakilan BI Kalteng Taufik Saleh juga menyebutkan bahwa pengendalian Inflasi Kalteng pada momentum Ramadan dan Idul Fitri (Lebaran) Tahun 2023 ini dinilai berhasil. Angka Inflasi Kalteng berada pada posisi terendah kedua se-Kalimantan. “Kalteng dan Kalsel menunjukkan inflasi terendah apabila dibandingkan dengan provinsi lainnya di Kalimantan. Komoditas penyumbang inflasi utama di provinsi selain kedua provinsi tersebut adalah angkutan udara. Sementara, angkutan udara mengalami deflasi di Kalteng dan Kalsel”, kata Kepala Perwakilan BI Kalteng.
Berdasarkan Data yang dipaparkan tersebut, disebutkan bahwa perkembangan angka Inflasi untuk wilayah Kalimantan Bulan ke Bulan (m-t-m) dari yang terendah hingga tertinggi, yaitu Kalimantan Selatan 0,11%, Kalimantan Tengah 0,23%, Kalimantan Timur 0,42%, Kalimantan Barat 0,48%, dan Kalimantan Utara 0,57%. (renn/bow)