Laju Inflasi Kalteng Terkendali
Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Yuas Elko, mewakili Gubernur Kalteng, mengikuti Rakor Pengendalian Inflasi bersama Mendagri RI secara daring dari Aula Jayang Tingang, Lantai II Kantor Gubernur, Senin (10/7/2023).
PALANGKA RAYA – BIRO ADPIM. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng) terus berupaya mengendalikan laju inflasi. Pemprov secara rutin mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Tahun 2023 dengan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Republik Indonesiq (RI) melalui sistem daring.
Pada Rakor kali ini, Gubernur Kalteng diwakili Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Yuas Elko. “Inflasi kita aman, tidak ditegur-tegur,” kata Yuas di sela-sela mengikuti kegiatan Rakor dari Aula Jayang Tingang, Lantai II Kantor Gubernur, Senin (10/7/2023).
Keberhasilan Provinsi Kalteng mengendalikan laju inflasi tidak lepas dari kerja semua pihak. Gubernur Kalteng H. Sugianto Sabran dalam beberapa kesempatan terus mendorong organisasi perangkat daerah leading sector dalam bidang perdagangan, pertanian, dan perkebunan untuk menggelar pasar murah dan pasar penyeimbang serta melakukan Sidak rutin ke pasar guna memantau harga kebutuhan pokok. Inflasi Kalteng sendiri saat ini berada di angka 3,55%.
Mendagri Tito Karnavian mengungkapkan Presiden Joko Widodo memberi apresiasi kepada daerah-daerah yang berupaya keras menekan laju inflasi. “Pak Presiden menyampaikan terima kasih kepada kita semua karena kita semua bersama-sama Pemerintah Pusat dan Daerah dapat mengendalikan laju inflasi,” ungkap Tito di sela-sela Rakor.
Tito menuturkan beberapa produk mengalami peningkatan harga, seperti jagung, ayam ras, dan telur ayam ras. Pihaknya, kata Tito, sudah melakukan koordinasi dengan semua pihak dari asosiasi ternak untuk mengatasi kenaikan 3 komoditas tersebut. “Rapat lanjutan pada hari Rabu untuk melakukan rekonsiliasi data, sehingga dapat kita pahami apakah permasalahannya,” tuturnya.
Tito menambahkan angka inflasi secara nasional turun dari 4% ke 3,52%. Di daerah, kata Tito, bervariasi ada yang tinggi dan ada yang rendah. Penurunan angka inflasi ini, ujarnya, jangan membuat cepat berpuas diri. “Bagi yang rendah dipertahankan dan bagi yang tinggi harus membuat gerakan, upaya mencari masalahnya apa,” tandasnya. (ira/eka)