Ketua TP PKK Hadiri Acara Penggerakan Massa Cegah Stunting “Aksi Bergizi”
Ketua TP PKK Provinsi Kalteng Ivo Sugianto Sabran menghadiri acara Penggerakan Massa Cegah Stunting “Aksi Bergizi” di SMPN 8 Palangka Raya, Jumat (23/8/2024).
PALANGKA RAYA – BIRO ADPIM. Dalam rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-79 Kemerdekaan RI, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng) melalui Dinas Kesehatan menggelar acara Penggerakan Massa Cegah Stunting “Aksi Bergizi”.
Acara ini dihadiri dan dibuka secara langsung oleh Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Provinsi Kalteng Ivo Sugianto Sabran di SMPN 8 Palangka Raya, Jumat (23/8/2024).
Acara “Aksi Bergizi” ini merupakan upaya promotif dan preventif kesehatan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya saat usia remaja terkait stunting.
Kegiatan yang diselenggarakan, antara lain senam bersama siswa-siswi Kelas VII dan VIII, pengukuran kebugaran jasmani bagi siswa-siswi Kelas IX, sarapan sehat, konsumsi tablet tambah darah bagi remaja putri, dan edukasi kesehatan.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak SMP 8 Palangka Raya yang telah bersedia untuk memfasilitasi kegiatan ini,” ucap Ivo Sugianto Sabran.
Stunting adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat yang paling serius dan masih menjadi tantangan di negara berkembang termasuk Indonesia, khususnya di Kalteng.
Salah satu penyebabnya adalah kualitas kesehatan remaja yang kurang asupan gizi seimbang serta remaja putri yang mengalami anemia karena kurang zat besi. Pencegahan masalah gizi pada usia remaja bisa dilakukan melalui pola hidup sehat dan makanan bergizi seimbang.
“Hal ini dapat dicapai dengan melakukan intervensi spesifik agar para remaja kelak menjadi orang tua menghasilkan generasi yang unggul dan sehat,” imbuhnya.
Menurut Ivo, kualitas kesehatan remaja menjadi kunci mencegah stunting.
“Di sini, ada Bapak/Ibu Guru, saya minta para remaja ini mendapatkan pemahaman kesehatan dan menerapkan pola gizi seimbang,” ujar Ivo.
Ia pun meminta agar sekolah mengadakan kelas parenting, kelas bagi para orang tua murid untuk diberikan pemahaman gizi seimbang bagi anak-anak dibantu tenaga kesehatan. Selain itu, edukasi seputar kesehatan reproduksi dan pendidikan seksual bukan lagi hal yang tabu melainkan harus diketahui lebih dini untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
“Salah satu faktor penyebab stunting juga adalah pernikahahan usia anak karena secara fisik dan mental belum siap apalagi secara reproduksi, dapat melahirkan generasi yang kurang berkualitas,” papar Ivo.
Untuk itu, kepada siswa-siswi, Ivo berpesan agar selepas SMP mereka terus melanjutkan pendidikan sampai ke tingkat sarjana serta terus menerapkan pola hidup bersih dan sehat. (dew/eka)