Pemprov Kalteng Rakor Bersama Mentan Bahas Optimalisasi Lahan dan Cetak Sawah Provinsi Kalteng
Mentan RI Andi Amran Sulaiman memimpin Rakor Oplah dan Cetak Sawah Provinsi Kalteng di Aula Jayang Tingang, Lantai II Kantor Gubernur, Selasa (19/8/2024).
PALANGKA RAYA – BIRO ADPIM. Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran diwakili Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan (Ekobang) Sri Widanarni hadir dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Optimalisasi Lahan (Oplah) dan Cetak Sawah Provinsi Kalteng.
Rakor dipimpin langsung oleh Menteri Pertanian (Mentan) RI Andi Amran Sulaiman beserta jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) RI di Aula Jayang Tingang, Lantai II Kantor Gubernur, Selasa (19/8/2024).
Hadir pula dalam Rakor kali ini, Kapolda Kalteng Irjen Pol Djoko Poerwanto, Danrem 102/Pjg Brigjen TNI Iwan Rosandriyanto, serta para Bupati dan Penjabat (Pj.) Bupati/Wali Kota se-Kalteng atau yang mewakili.
“Atas nama masyarakat Kalimantan Tengah, saya berterima kasih dan apresiasi atas perhatian besar Pemerintah Pusat melalui Menteri Pertanian dan jajarannya terhadap pembangunan sektor pertanian di Kalteng,” tutur Sri Widanarni saat membacakan sambutan Gubernur.
Sektor pertanian yang dimaksud, antara lain sebagai penerima kegiatan Upaya Khusus (Upsus) Oplah, Irigasi Perpompaan, dan Rencana Cetak Sawah Tahun Anggaran 2025 seluas 510.000 hektare (Ha) yang tersebar di 14 Kabupaten/Kota.
Dilaporkan, alokasi Irigasi Perpompaan di Provinsi Kalteng sebanyak 84 unit telah terealisasi 56 unit, yaitu di Kabupaten Barito Utara 10 unit, Kabupaten Kapuas 22 unit, Kabupaten Kotawaringin Timur 10 unit, Kabupaten Seruyan 7 unit, Kabupaten Lamandau 2 unit, dan Kabupaten Barito Timur 5 unit.
“Untuk pelaksanaan Upsus Optimasi Lahan Rawa di Kalteng, didahului kegiatan Survei Investigasi dan Desain (SID), dilanjutkan kegiatan konstruksi perbaikan infrastruktur pengairan di lahan tani, dilaksanakan dengan TNI AD dan bantuan olah tanah oleh petani,” terang Sri Widanarni.
Terkait hal tersebut, saat ini telah terealisasi kontrak SID 53.375 Ha (98%), kontrak konstruksi dengan Kodim seluas 45.763 Ha (88%), dan kontrak kerja sama dengan petani untuk olah tanah seluas 16.391 Ha (36%).
“Terlepas dari tantangan dan kendala yang kita hadapi, seperti pengelolaan sumber daya air dan iklim, saya yakin Insya Allah kita dapat mengatasinya. Terutama arahan langsung dari Bapak Menteri Pertanian, saya harap kita bersama menemukan langkah kongkret dan solusi menghadapi kendala tersebut,” ungkap Sri Widanarni.
Sementara itu, Mentan Andi Amran Sulaiman mengatakan krisis pangan dan energi telah nyata melanda secara global dan Indonesia menjadi salah satu solusi bagi ketahanan pangan melalui swasembada pangan.
Pemerintah Pusat melihat potensi besar di Kalteng, dengan adanya lahan pertanian seluas 2,7 juta Ha.
“Dari jumlah itu, kita perlu 500 ribu Ha untuk padi. Kalau kita selesaikan dalam waktu 3 tahun ke depan, shortage (kekurangan/defisit) pemerintah 4 juta ton itu bisa diselesaikan di Kalimantan. Dananya kita siapkan dari Pusat. Saya ulangi, solusi Indonesia untuk pangan, itu bisa dibereskan di Kalteng,” jelas Mentan Andi Amran Sulaiman.
Menurut Mentan, dengan 500 ribu Ha, bisa memproduksi 4 juta ton saja di Kalteng, maka multiplier effect-nya bagi Kalteng dapat mengangkat perekonomian masyarakat Kalteng.
“Yang penting seirama sekata menyelesaikan target ini. Konsep empowerment, yaitu menggerakkan dan melibatkan masyarakat, menggunakan teknologi yang dibiayai oleh negara. Harus ada semangat,” tegasnya.
Turut hadir dalam Rakor ini, Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Perkebunan Heru Tri Widarto dan Kepala Pusat Standarisasi Instrumen Hortikultura Husna’in. Rakor juga diikuti secara virtual oleh para Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan serta Kepala Dinas yang membidangi tanaman pangan se-Kalteng. (dew/ben)