Harga Relatif Aman Jelang Akhir November, Kalteng Duduki Urutan Ke-17 Terendah Inflasi di Indonesia
Sahli Ekeubang Yuas Elko, mewakili Gubernur Kalteng, mengikuti Rakor mingguan dalam rangka pengendalian inflasi daerah bersama Mendagri.
PALANGKA RAYA – BIRO ADPIM. Staf Ahli (Sahli) Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan (Ekeubang) Yuas Elko, mewakili Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah secara virtual dari Ruang Rapat Bajakah, Lantai II Kantor Gubernur, Senin (25/11/2024).
Rakor dipimpin langsung Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI Tito Karnavian yang mengungkapkan bahwa sesuai arahan Presiden RI Prabowo Subianto, Rakor mingguan ini perlu dilanjutkan karena dinilai efektif menekan laju inflasi di Indonesia di mana pada Bulan Oktober 2024 secara year on year (y-on-y) inflasi nasional berada di angka 1,71% dan secara month to month (m-to-m) berada di angka 0,08%.
“Hal ini cukup baik apalagi kita sedang mengalami situasi global yang terus bergerak dinamis, sehingga sangat berpengaruh pada dinamika suplai dan demand global yang juga akan mempengaruhi inflasi secara global termasuk di Indonesia,” jelas Mendagri.
Sementara itu, komoditas yang disoroti oleh Badan Pusat Statistik (BPS) adalah bawang merah, bawang putih, minyak goreng, daging ayam ras, dan telur ayam ras. Sedangkan beras, terpantau relatif stabil. Adapun Indeks Perkembangan Harga (IPH) pada minggu ketiga November 2024, terjadi di NTB sebesar 1,20% dan Yogyakarta 0,91%.
Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS RI Pudji Ismartini memaparkan dalam 3 tahun terakhir, inflasi bergejolak pada Bulan November, yakni sebanyak 2 kali pada tahun 2021 dan 2023. Sedangkan pada tahun 2022, terjadi deflasi. Di mana, komponen harga bergejolak pada Bulan November biasanya lebih tinggi dari Bulan Oktober dan komoditas yang sering menyumbang inflasi November adalah telur, ayam ras, cabai merah, dan beras.
Nilai perubahan IPH di Luar Pulau Jawa dan Sumatera sebesar 4,06% yang didominasi oleh daging ayam ras dan bawang merah sebagai komoditas penyumbang inflasi. Adapun perkembangan harga per komoditas sampai dengan minggu ketiga November 2024, yakni bawang merah naik 18,23% dibandingkan Oktober 2024 dengan jumlah Kabupaten/Kota yang mengalami kenaikan harga bawang merah bertambah dibandingkan minggu sebelumnya menjadi 88,33% wilayah.
Bawang putih juga mengalami kenaikan harga sebesar 1,97% dibandingkan Oktober 2024 dengan jumlah Kabupaten/Kota yang mengalami kenaikan harga bawang putih bertambah dibandingkan minggu sebelumnya menjadi 59,44% wilayah.
Selain itu, minyak goreng mengalami kenaikan harga sebesar 1,26% dibandingkan Oktober 2024 dengan jumlah Kabupaten/Kota yang mengalami kenaikan harga minyak goreng bertambah dibandingkan minggu sebelumnya menjadi 57,22% wilayah.
Sedangkan harga beras, mengalami penurunan sebesar 0,18% dibandingkan Oktober 2024 dengan jumlah Kabupaten/Kota yang mengalami penurunan harga beras sebanyak 29,72% wilayah. Namun demikian, jumlah Kabupaten/Kota yang mengalami kenaikan harga beras bertambah dibandingkan minggu sebelumnya.
Sahli Ekeubang Yuas Elko mengungkapkan sesuai paparan BPS, Kalteng berada pada urutan ke-17 terendah inflasi di Indonesia, yakni sebesar 0,18%.
“Hal ini patut kita syukuri bersama karena inflasi Kalteng masih aman dan cukup terkendali. Tapi, kita tidak boleh lengah terutama menjelang hari besar,” imbuhnya.
Pada kesempatan ini, Sahli Ekeubang juga mengingatkan bahwa kersediaan stok menjelang Natal dan Tahun Baru terutama bahan kebutuhan pokok juga perlu dicermati di samping Pemerintah Provinsi (Pemprov) terus mendorong penyelenggaraan Pasar Murah,
“Semoga stok kita cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Hari Besar,” harap Sahli Ekeubang Yuas Elko. (ran/ist)