Indonesia Upayakan Riset Vaksin Merah Putih Berbasis Virus Covid-19 yang Beredar di Indonesia
PALANGKA RAYA – BIRO ADPIM. Tim Komunikasi Publik Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kalimantan Tengah (Kalteng) menyampaikan Press Release Kamis (11/02/2021) mengenai perkembangan penanganan pandemi Covid-19 di Kalteng hingga pukul 15.00 WIB.
Tim Satgas Covid-19 Kalteng melalui Satgas Covid-19 mengatakan Indonesia tidak hanya menunggu impor bahan baku maupun vaksin jadi dari luar negeri. Indonesia juga berupaya melakukan riset Vaksin Merah Putih yang juga mengalami kemajuan. Lembaga penelitian dan universitas yang turut melakukan penelitian telah menunjukkan kemajuan dalam penemuan kandidat Vaksin Merah Putih dalam waktu dekat.
Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D., Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kementerian Riset dan Teknologi menyampaikan Vaksin Merah Putih adalah vaksin yang dikembangakan berbasis virus Covid-19 yang beredar di Indonesia. Ada beberapa pusat penelitian, seperti di Lembaga Eijkman, ITB, UI, Unair, dan sebagainya. Perkembangannya sampai saat ini sesuai target. Diperkirakan bulan Maret 2021 atau paling lambat bulan April 2021, kandidat vaksin akan diserahkan ke PT Bio Farma untuk diuji pada tahap selanjutnya.
Proses selanjutnya yang dimaksud merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menguji keamanan dan khasiat vaksin. Dilakukan uji pra klinik dengan hewan percobaan serta uji klinik I, II, dan III. Semua uji klinik itu harus ditempuh. Setelah itu, diurus untuk mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM).
Bambang Heriyanto, Juru Bicara Vaksinasi Bio Farma, juga menyampaikan kesiapan PT Bio Farma dalam melakukan proses selanjutnya. Jadi, selain kompetensi memproduksi vaksin berbasis inactivated virus, juga kompetensi di produksi vaksin berbasis recombinant. Terkait Vaksin Merah Putih, saat ini Bio Farma sudah bisa memproduksi sendiri vaksin hepatitis B berbasis recombinant yang tentu tidak jauh juga teknologi dan fasilitasnya dengan vaksin Covid-19 berbasis recombinant.
“Perlu diingat bahwa vaksin bukan satu-satunya cara untuk terbebas dari pandemi Covid-19. Untuk itu, Tim Satgas Penanganan Covid-19 Kalteng mengingatkan agar kita juga harus tetap melaksanakan 4M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan) serta 3T (testing, tracing, dan treatment). Ini semua harus komprehensif. Tentu dengan vaksin, kita berharap terbentuknya kekebalan kelompok sebagai upaya mencegah tertular Covid-19,” papar Tim Satgas.
Tim Satgas Penanganan Covid-19 Kalteng menyampaikan bahwa PT Bio Farma (Persero) segera memproses 13 juta dosis vaksin Covid-19 dari bahan baku yang telah diterima Indonesia dari Sinovac. Kedatangan bahan baku vaksin ini guna mengamankan ketersediaan vaksin bagi 181 juta rakyat Indonesia untuk membentuk 70 persen herd immunity.
Seperti diketahui, sebanyak 10 juta vaksin Covid-19 dalam bentuk bahan baku telah datang lagi ke Indonesia, Selasa (2/2). Kedatangan 10 juta bahan baku vaksin ini adalah tahap keempat, melengkapi tiga tahap sebelumnya, yakni pada Desember 2021 mendatangkan 1,2 juta vaksin dari Sinovac. Disusul pada bulan yang sama sebanyak 1,8 juta dosis vaksin siap pakai dan pada Januari 2021 sebanyak 15 juta vaksin dalam bentuk bahan baku.
Juru Bicara Vaksinasi Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan pihaknya telah memproduksi bahan baku vaksin Sinovac tahap ketiga tersebut sejak 14 Januari 2021. Kemajuan proses produksi ini menjadi penambah optimisme bagi program vaksinasi yang terus berjalan hingga kini. Harapannya, 13 batch bisa selesai secepatnya. Satu batch berisi 950 ribu dosis, jadi sekitar 13 juta dosis yang sudah disiapkan dalam waktu dekat ini.
Nantinya, 13 batch ini akan kembali diuji mutu oleh Bio Farma dan Badan POM terlebih dahulu agar memenuhi syarat. Kemudian, bahan baku Vaksin Sinovac yang datang pada tahap keempat sebanyak 10 juta tentu diproduksi setelah bahan baku 15 juta selesai diproduksi.
Untuk pendistribusian seluruh vaksin Covid-19, Bio Farma telah menyiapkan sistem pelacakan (track and trace system). Dengan adanya sistem pelacakan ini, kualitas vaksin terjamin mutunya sampai ke penerimanya. Bio Farma menyediakan satu sistem seperti barcode baik di vial maupun dusnya, sehingga dapat melacak keberadaan vaksin maupun mutunya secara digital.
Terkait Vaksin Merah Putih, Bio Farma tentu mengharapkan kemandirian memproduksi Vaksin Merah Putih. Mudah-mudahan Bio Farma dengan kemampuannya saat ini bisa mensinergikan lembaga riset dan perguruan tinggi, sehingga tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri tapi juga ekspor ke luar negeri
Selanjutnya, disampaikan perkembangan data Covid-19 yang dihimpun akumulasinya pada 11 Februari 2021 pukul 15.00 WIB, sebagai berikut:
1) Kabupaten/kota zona terdampak, sebanyak 13 kabupaten dan 1 kota sudah terdampak.
2) Kasus Konfirmasi, ada penambahan sebanyak 31 orang, yaitu di Palangka Raya 21 orang, Kotawaringin Barat 7 orang, Kapuas 2 orang, dan Murung Raya 1 orang, sehingga dari semula sebanyak 12.514 orang menjadi 12.545 orang.
3) Sembuh, ada penambahan sebanyak 59 orang, yaitu di Palangka Raya 28 orang, Katingan 6 orang, Kotawaringin Timur 3 orang, Kotawaringin Barat 6 orang, Pulang Pisau 1 orang, Kapuas 7 orang, Barito selatan 2 orang, dan Murung Raya 6 orang, sehingga dari semula 11.135 orang menjadi 11.194 orang.
4) Kasus Suspek, tidak ada penambahan, sehingga tetap 162 orang.
5) Kasus Probable, tidak ada penambahan, sehingga tetap 64 orang.
6) Dalam Perawatan, ada penurunan sebanyak 30 orang, sehingga dari semula 1.048 orang menjadi 1.018 orang.
7) Kasus Meninggal, ada penambahan sebanyak 2 orang, yaitu di Palangka Raya 1 orang dan Murung Raya 1 orang, sehingga dari semula 331 orang menjadi 333 orang. Tingkat kematian (CFR) 2,7%.
8) Jumlah spesimen ada penambahan sebanyak 359 orang, sehingga dari semula 101.874 spesimen menjadi sebanyak 102.233 spesimen. (dew)