Lima VOC Varian Virus Penyebab Covid-19 Telah Ditemukan, Pemerintah Ingatkan Disiplin 5M
PALANGKA RAYA – BIRO ADPIM. Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kalimantan Tengah, Minggu (26/9/2021) menyampaikan, saat ini terdapat lima Variant Of Concern (VOC) varian virus penyebab Covid-19 yang sudah ditemukan di dunia, yakni varian Inggris, varian Afrika Selatan, varian India, varian Brasil, dan varian California. Suatu varian disebut VOC jika sudah terbukti secara penelitian ada satu atau lebih efek yang dikhawatirkan, yakni lebih mudah menular, lebih mematikan, dan membuat efektivitas vaksin berkurang. Varian virus penyebab Covid-19 yang sudah ditemukan di Indonesia, baik dari kasus impor maupun transmisi lokal, yakni varian dari Inggris, Afrika Selatan, dan India.
“Upaya untuk mengalahkan penyebaran dan penularan Covid-19 di dunia tidak mudah. Namun, beragam upaya terus dilakukan para ahli dan penduduk global demi mengakhiri ancaman virus corona yang terus menyerang bertubi-tubi. Pemerintah membuat pendoman dan protokol kesehatan untuk menghadapi Covid-19 dan konsisten menjaga kesehatan imun dan iman. Protokol kesehatan ini dikenal dengan sebutan 5M,” Tim Satuan Tugas memaparkan.
Pertama, Mencuci Tangan. Rutin mencuci tangan hingga bersih adalah salah satu protokol kesehatan yang cukup efektif untuk mencegah penularan Covid-19. “Untuk hasil yang maksimal, cucilah tangan setidaknya selama 20 detik beberapa kali sehari, terutama saat sebelum memasak atau makan, setelah menggunakan kamar mandi, setelah menutup hidung saat batuk atau bersin. Untuk membunuh virus dan kuman-kuman lainnya, gunakan sabun dan air atau pembersih tangan dengan alkohol setidaknya dengan kadar 60%,” jelas Tim Satuan Tugas.
Kedua, Memakai Masker. Pada awal pandemi Covid-19 tahun lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa penggunaan masker hanya direkomendasikan untuk orang sakit, bukannya orang sehat. Namun, virus corona jenis SARS-CoV-2 benar-benar baru, sehingga protokol kesehatan bisa berubah-ubah seiring bergulirnya waktu. Beberapa waktu selang kebijakan WHO di atas, WHO akhirnya mengeluarkan imbauan agar semua orang (baik yang sehat atau sakit) agar selalu menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah.
Ketiga, Menjaga Jarak. Protokol kesehatan ini dimuat dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang “Protokol Kesehatan bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Covid-19″. Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari terkena droplets dari orang yang bicara, batuk, atau bersin, serta menghindari kerumunan, keramaian, dan berdesakan. Bila tidak memungkinkan melakukan jaga jarak, maka dapat dilakukan berbagai rekayasa administrasi dan teknis lainnya. Rekayasa administrasi dapat berupa pembatasan jumlah orang, pengaturan jadwal, dan sebagainya. Sedangkan rekayasa teknis, antara lain dapat berupa pembuatan partisi, pengaturan jalur masuk dan keluar, serta lain sebagainya.
Keempat, Menjauhi Kerumunan. Selain tiga hal di atas, menjauhi kerumunan merupakan protokol kesehatan yang juga harus dilakukan. Menurut Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), masyarakat diminta untuk menjauhi kerumunan saat berada di luar rumah. “Ingat, semakin banyak dan sering bertemu orang, maka kemungkinan terinfeksi virus Corona pun semakin tinggi. Oleh sebab itu, hindari tempat keramaian terutama bila sedang sakit atau berusia di atas 60 tahun (Lansia). Menurut riset Lansia dan pengidap penyakit kronis memiliki risiko yang lebih tinggi terserang virus Corona,” Tim Satuan Tugas mengingatkan.
Kelima, Mengurangi Mobilitas. Penyebab Covid-19 bisa berada di mana saja. “Jadi, semakin banyak menghabiskan waktu di luar rumah, maka semakin tinggi pula terpapar virus jahat ini. Oleh sebab itu, bila tidak ada keperluan yang mendesak, tetaplah berada di rumah. Menurut Kemenkes, meski sehat dan tidak ada gejala penyakit, belum tentu pulang ke rumah dengan keadaan yang masih sama. Pasalnya, virus Corona dapat menyebar dan menginfeksi seseorang dengan cepat. Selain itu, diharapkan seluruh masyarakat ikut mendukung program vaksinasi dengan mengikuti vaksinasi yang ada. Vaksinasi berfungsi menciptakan imunitas tubuh, sehingga mampu melawan infeksi virus penyebab Covid-19. Dengan imunitas yang terbentuk, maka seseorang tidak akan jatuh pada kesakitan yang parah dan pada gilirannya menurunkan angka kematian,” urai Tim Satuan Tugas.
Jumlah akumulasi data sampai dengan hari ini, Minggu (26/9/2021), yaitu pasien konfirmasi positif Covid-19 di Kalimantan Tengah bertambah sebanyak 31 orang, dengan total kasus mencapai 46.051 orang. Penambahan pasien dinyatakan sembuh sebanyak 43 orang, dengan total kasus mencapai 43.989 orang. Dan, pasien dinyatakan meninggal tidak ada penambahan, sehingga tetap 1.554 orang.
Disampaikan pula perkembangan data Covid-19 yang telah dihimpun akumulasinya pada 26 September 2021 pukul 15.00 WIB, sebagai berikut: Kasus Konfirmasi ada penambahan sebanyak 31 orang, yaitu di Palangka Raya 11 orang, Katingan 5 orang, Kotawaringin Timur 1 orang, Kotawaringin Barat 4 orang, Pulang Pisau 1 orang, Gunung Mas 4 orang, Barito Timur 2 orang, dan Barito Utara 3 orang, sehingga dari semula sebanyak 46.020 orang menjadi 46.051 orang. Sembuh ada penambahan sebanyak 43 orang, yaitu di Palangka Raya 11 orang, Katingan 6 orang, Kotawaringin Barat 8 orang, Kapuas 8 orang, Barito Selatan 4 orang, Barito Timur 5 orang, dan Murung Raya 1 orang, sehingga dari semula 43.946 orang menjadi 43.989 orang. Dalam Perawatan ada penurunan sebanyak 12 orang, sehingga dari semula 520 orang menjadi 508 orang. Kasus Meninggal tidak ada penambahan, sehingga tetap 1.554 orang, dengan tingkat kematian atau Case Fatality Rate (CFR) 3,4%.
Untuk Keterpakaian Tempat Tidur pada RS (BOR), Tempat Tidur Intensif tidak mengalami perubahan Tempat Tidur Terpakai (0,0%), sehingga tetap 37,5%, di mana ada 1 Kabupaten/Kota yang BOR di atas 50%, yaitu Palangka Raya, sementara Tempat Tidur Isolasi mengalami penurunan Tempat Tidur Terpakai (0,6%), sehingga dari 8,0% menjadi 7,4%, di mana tidak ada Kabupaten/Kota yang BOR di atas 50%. Untuk capaian Target Vaksinasi Tahap I dan II sebesar 2.036.104, realisasi Vaksinasi Tahap I sebanyak 697.747 atau sebesar 34,27% dan Tahap II sebanyak 415.099 atau sebesar 20,39%. Sementara terkait Target Vaksinasi Tahap III untuk Tenaga Kesehatan sebesar 23.232, realisasi sebanyak 15.247 atau sebesar 65,63%. (nov)