Kalteng Dukung Target Pemerintah Pusat Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca
PALANGKA RAYA – BIRO ADPIM. Upaya peningkatan kualitas lingkungan hidup terus dilakukan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) melalui rehabilitasi hutan dan lahan sesuai kewenangan, pengelolaan dan perlindungan lahan yang terganggu termasuk lahan gambut yang rawan terbakar pada musim kemarau dengan penanganan dini kebakaran hutan dan lahan.
Hal tersebut konsisten dilakukan melalui pencegahan, penanggulangan, dan penanganan pasca Karhutla dan telah berkontribusi pada pengurangan polusi karbon dalam pemanasan global.
“Kalimantan Tengah telah memiliki Rencana Aksi Daerah Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca dengan kegiatan salah satunya inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK) untuk memperoleh data dan informasi mengenai tingkat, status, dan kecenderungan perubahan emisi Gas Rumah Kaca secara berkala dari berbagai sumber emisi dan penyerapannya,” kata Sekda Kalteng H. Nuryakin dalam sambutannya di acara Sosialisasi Indonesia’s Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030 Sub Nasional Provinsi Kalteng, Rabu (3/8/2022).
Masih dalam sambutannya, Sekda mengungkapkan Kalimantan Tengah dengan luas wilayah 15,3 juta hektare (lebih luas dari daratan Pulau Jawa), sekitar 77,61% di antaranya adalah kawasan hutan atau seluas 11,93 juta hektare. Luasnya hutan di Kalimantan Tengah ini adalah aset yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan iklim global yang juga diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi pertumbuhan ekonomi serta peningkatan kesejahteraan masyarakat di dalam dan sekitar hutan.
Keberhasilan perlindungan dan pengelolaan hutan, menurut Sekda, tidak akan tercapai tanpa keterlibatan dan peran serta masyarakat. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah juga telah menetapkan sasaran strategis Provinsi pada Misi 1 RPJMD 2021-2026, yaitu Meningkatkan Luas Kawasan Hutan yang Dikelola Masyarakat melalui Perhutanan Sosial. Hal ini ditetapkan sebagai prioritas daerah untuk mendukung prioritas nasional dalam rangka memperluas akses kelola hutan bagi masyarakat.
“Di samping itu, terdapat pula sekitar 2,5 juta hektare kawasan gambut yang tersebar di 11 Kabupaten/Kota, dengan tingkat ketebalan bervariasi, mulai dari gambut dangkal (50-100 cm) sampai gambut sangat dalam (> 700 cm). Kawasan ini sangat rentan apabila terjadi perubahan tutupan lahan maupun perubahan tata air, yaitu berpotensi terjadi kebakaran hutan dan lahan pada musim kemarau,” ungkapnya.
Mendukung progam pengendalian perubahan iklim melalui pengurangan emisi GRK, Provinsi Kalimantan Tengah telah berupaya dalam upaya pengurangan emisi gas rumah kaca. Pada tataran kebijakan daerah, RPJMD Provinsi Kalimantan Tengah 2021-2026 dengan Visi Kalimantan Tengah Makin Berkah telah menetapkan Misi Mempercepat Pembangunan Ekonomi yang Produktif, Kreatif, dan Berwawasan Lingkungan yang menekankan bahwa dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tetap berwawasan lingkungan agar terjaga keberlangsungan pembangunan dalam jangka panjang.
“Kebijakan untuk mendukung aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim perlu terus ditingkatkan dan lebih terstruktur, mulai dari tingkat Nasional, Provinsi, sampai Kabupaten/Kota. Pemerintah Pusat dan Daerah, akademisi, pelaku usaha, serta pihak terkait lainnya diharapkan bekerja bersama-sama melalui aksi percepatan dan implementasi langkah-langkah mitigasi domestik serta peran penting untuk melindungi, melestarikan, dan memulihkan alam dan ekosistem dalam memberikan manfaat untuk adaptasi dan mitigasi iklim sembari memastikan perlindungan sosial dan lingkungan,” harapnya
Kegiatan Sosialisasi Sub Nasional ini, kata Nuryakin, merupakan salah satu langkah awal penyebarluasan informasi implementasi Indonesia’s FOLU Net Sink 2030, khususnya di Kalimantan Tengah. Sosialisasi ini ke depannya akan dilanjutkan dengan penyusunan Rencana Kerja Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 di Provinsi Kalimantan Tengah, dengan tujuan menyusun suatu dokumen perencanaan yang menjabarkan target penurunan emisi GRK sampai tahun 2030 di Kalimantan Tengah.
“Mari bersama-sama kita kerahkan perhatian, kepedulian, dan kesadaran untuk ikut serta mengatasi perubahan iklim demi keberlangsungan umat manusia di bumi,” tandasnya. (ira/dew)