Buka Operasi Pembasahan Lahan Gambut, Sekda Tekankan Komitmen Bersama Kalteng Bebas Asap Tahun 2020
PALANGKA RAYA – BIRO PKP. Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Tengah yang sekaligus sebagai Ketua Tim Restorasi Gambut Daerah (TRGD) Fahrizal Fitri membuka acara Persiapan Pelaksanaan Operasi Cepat Pembasahan Lahan Gambut Terbakar (OPCLGT) dan Operasi Pembasahan Gambut Rawan Kekeringan (OPGRK) Tahun 2020 di Hotel Neo, Palangka Raya, Jumat (24/07/2020).
Menurut laporan yang disampaikan Kuasa Pengguna Anggaran APBN TP Satuan Kerja DLH Provinsi Kalimantan Tengah Esau Tambang, kegiatan Persiapan OPCLGT dan OPGRK bertujuan, antara lain sebagai sarana sosialisasi menjelaskan tujuan, teknis administrasi, dan pembentukan tim pelaksana, serta menyampaikan kepada OPD terkait mengenai kegiatan OPLTGT dan OPGRK bagi para pemangku hak dan kepentingan.
OPCLGT adalah kegiatan yang digelar dalam rangka penanganan apabila terjadi kebakaran lahan gambut. Sementara itu, OPGRK merupakan kegiatan pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan dalam menghadapi Karhutla dengan upaya membasahi areal sekitar sumur bor yang telah dibangun oleh Masyrakat Peduli Api (MPA) dan Tim Serbu Api Kelurahan. Diharapkan, dengan adanya OPGRK, lahan gambut akan terbasahi di musim kemarau atau kering.
Sebagaimana diketahui, pada tahun 2015, kebakaran hutan dan lahan khususnya di Kalimantan Tengah berdampak sangat besar dan mengganggu berbagai aspek kehidupan, terutama menurunnya kualitas lingkungan hidup dan terganggungnya kesehatan masyarakat di Provinsi Kalimantan Tengah, bahkan sampai mengganggu stabilitas nasional dan internasional.
Berdasarkan data, 80% bencana Karhutla pada tahun 2015 berasal dari lahan gambut. Dalam rangka percepatan pemulihan kawasan dan pengembalian fungsi hidrologis gambut akibat Karhutla, maka Presiden membentuk Badan Restorasi Gambut (BRG) yang bertugas mengkoordinasikan dan memfasilitasi gambut, salah satunya di Kalimantan Tengah. Salah satu fungsi BRG adalah pelaksanaan sosialisasi dan edukasi restorasi gambut.
Upaya pembasahan gambut merupakan kegiatan prioritas restorasi gambut, salah satunya diwujudkan dengan pembangunan sumur bor. Sejak tahun 2017-2019, BRG telah melaksanakan program pembangunan sumur bor dan hingga 2019 di daerah mulai Kabupaten Kapuas, Pulang Pisau, Kotawaringin Timur Timur, Kotawaringin Barat, Katingan, hingga Palangka Raya sudah dibangun hingga 10.905 unit. Sumur bor dibangun sebagai sarana penyediaan sumber air ketika terjadi kebakaran lahan dan lokasinya jauh dari sumber air.
Sekretaris Daerah Fahrizal Fitri dalam sambutannya menyampaikan bahwa secara geografis lahan gambut di Kalimantan Tengah luasannya hampir mendekati 3 juta hektar. Dengan luas wilayah Kalimantan Tengah 15 juta hektar, berarti seperlima dari wilayah Kalimantan Tengah terdiri dari gambut. Berdasarkan sejarah kejadian kebakaran, Kalimantan Tengah menduduki wilayah kedua luasan terbakar setelah Provinsi Riau. “Namun untuk jenis perbandingan berdasarkan lahan mineral dan lahan gambut, Kalimantan Tengah menduduki peringkat 1. Jadi, ini harus menjadi perhatian kita. Setelah tahun 2019, banyak kebakaran terjadi di lahan-lahan gambut,” ujar Fahrizal.
“Saya berharap kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen kita bersama untuk menciptakan Kalimantan Tengah bebas bencana asap tahun 2020 sebagaimana komitmen bersama Gubernur dan seluruh Kepala Daerah. Kita berharap penanganan kebakaran adalah langkah terakhir, yang utama adalah melakukan sosialisasi masyarakat untuk tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara bakar,” ungkap Fahrizal.
Lebih lanjut Fahrizal mengatakan bahwa Kalimantan Tengah sudah selesai menyusun Peraturan Daerah tentang pengendalian pembukaan lahan yang saat ini sedang dikoordinasikan dengan Kementerian Dalam Negeri. “Kita harapkan Peraturan Daerah menjadi pedoman kita. Kita berusaha mengakomodir kearifan lokal. Masyarakat diberikan kesempatan membuka lahan dengan cara bakar, namun dengan pedoman, keterbatasan, kehati-hatian, dan rasa tanggung jawab yang tinggi, serta dilakukan pada kadar ISPU tertentu,” pungkasnya.
Kegiatan Persiapan OPCLGT dan OPGRK diikuti 170 orang, terdiri dari anggota TNI, Polri, OPD Provinsi, OPD Kabupaten, serta Kepala Desa/Lurah dan Masyarakat Peduli Api (MPA) dari Kabupaten Barito Selatan, Kapuas Katingan, Kotawaringin Timur, Pulang Pisau, Sukamara, dan Palangka Raya. Hadir sebagai narasumber, yaitu dari BRG RI atau Deputi Konstruksi, Operasi, dan Pemeliharaan, serta dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan LPPM Universitas Palangka Raya. Dalam rangka mematuhi protokol kesehatan, acara diselenggarakan dengan video conference di 5 ruang pertemuan secara terpisah. (dew/boy)