Satgas Kalteng: Kolaborasi Pentaheliks Penting Bagi Keberhasilan Penanganan Covid-19
PALANGKA RAYA – BIRO ADPIM. Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kalimantan Tengah (Kalteng) melalui Tim Komunikasi Publik kembali menyampaikan press release atau rilis pers mengenai perkembangan penanganan Covid-19 di wilayah Kalteng per hari Jumat, 6 November 2020.
Di dalam rilis pers itu, disebutkan Satgas Covid-19 Kalteng akan terus fokus menangani pandemi Covid-19 melalui pendekatan perubahan perilaku masyarakat Kalteng untuk selalu disiplin menjalankan protokol kesehatan yang tentunya menjadi kekuatan untuk mencegah penyebaran Covid-19 ini.
Untuk menumbuhkan perilaku disiplin protokol kesehatan tersebut, Tim Satgas Penanganan Covid-19 Kalteng menegaskan pentingnya kolaborasi pentaheliks (pemerintah, komunitas masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media massa) dalam memberikan sosialisasi kepada masyarakat.
Keberhasilan dalam menangani Covid-19, salah satunya adalah melalui sosialisasi yang baik dan tepat sasaran kepada seluruh lapisan masyarakat, terutama menggugah kesadaran bersama untuk selalu menerapkan protokol kesehatan 4M dalam kehidupan sehari-hari, yakni menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.
Lebih lanjut, melalui rilis pers itu, Satgas Covid-19 Kalteng juga menyampaikan perkembangan data Covid-19 yang dihimpun secara akumulatif pada 6 November 2020 hingga pukul 15.00 WIB, sebagai berikut:
1. Kabupaten/kota zona terdampak, sebanyak 13 kabupaten dan 1 kota sudah terdampak. Kabupaten Seruyan sudah tidak ada kasus, tetapi belum masuk zona hijau;
2. Kasus Konfirmasi ada penambahan sebanyak 49 orang (Palangka Raya 5 orang, Kotawaringin Timur 6 orang, Kotawaringin Barat 5 orang, Sukamara 3 orang, Kapuas 2 orang, Barito Timur 7 orang, Barito Utara 20 orang, dan Murung Raya 1 orang), sehingga dari semula sebanyak 4.424 orang menjadi 4.473 orang;
3. Sembuh ada penambahan sebanyak 29 orang (Palangka Raya 4 orang, Katingan 5 orang, Kotawaringin Barat 6 orang, Kapuas 1 orang, Barito Timur 10 orang, dan Barito Utara 3 orang), sehingga dari semula 3.960 orang menjadi 3.989 orang;
4. Kasus Suspek ada penambahan sebanyak 79 orang, sehingga dari semula 413 orang menjadi 492 orang;
5. Kasus Probable ada penurunan sebanyak 1 orang, sehingga dari semula 46 orang menjadi 45 orang;
6. Dalam Perawatan ada penambahan sebanyak 17 orang, sehingga dari semula 307 orang menjadi 324 orang; dan
7. Kasus Meninggal ada penambahan sebanyak 3 orang (Palangka Raya 1 orang, Kotawaringin Timur 1 orang, dan Kotawaringin Barat 1 orang), sehingga dari semula 157 orang menjadi 160 orang, dengan tingkat kematian (CFR) 3,6%. (set)