Tekan Penyebaran Covid-19, Pemerintah Tengah Persiapkan Program Vaksin untuk Rakyat
PALANGKA RAYA – BIRO ADPIM. Tim Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) kembali menyampaikan press release atau rilis pers mengenai perkembangan penanganan pandemi Covid-19 wilayah Provinsi Kalteng pada Minggu (22/11/2020).
Melalui rilis pers hari ini, disampaikan informasi bahwa Pemerintah melalui Satgas Covid-19 sedang melakukan upaya lain untuk menekan penularan Covid-19, yakni mewujudkan program Vaksin untuk Rakyat. “Pemerintah tengah mempersiapkan vaksin dan tata laksana imunisasinya nanti. Kemenkes juga telah melatih lebih dari 8.600 vaksinator dari 23.000 vaksinator yang rencananya akan disiapkan untuk mendukung kampanye imunisasi nanti,” ungkap dr. Reisa Broto Asmoro dalam acara Dialog Juru Bicara Pemerintah dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru bertema “Tata Laksana Vaksinasi di Indonesia” yang diselenggarakan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN).
Selanjutnya, dijelaskan oleh Pakar Imunisasi dr. Jane Soepardi, M.P.H., bahwa sudah sejak lama program imunisasi di Indonesia telah berhasil mencegah penyakit menular. “Dulu sebelum vaksin ditemukan, kematian karena penyakit menular seperti campak, difteri, dan pneumonia banyak sekali. Dengan ditemukannya vaksin, penyakit-penyakit menular berbahaya tersebut sudah hilang. Jadi, masyarakat kita harus terus-menerus diberi pengetahuan tentang penyakit apa saja yang berhasil dicegah dengan imunisasi. Jangan sampai nanti lupa, lalu menghindari vaksin, sehingga muncul kembali penyakit-penyakit lama,” ujar dr. Jane Soepardi, M.P.H.
Diterangkan pula oleh dr. Jane Soepardi, M.P.H., bahwa dalam merancang kampanye imunisasi ada beberapa faktor yang harus diperhatikan. Pertama, Pemerintah harus mempunyai vaksinnya terlebih dahulu. Vaksin yang digunakan nanti pun bukan sembarang merek, tetapi vaksin yang sudah terdaftar di WHO. Kedua, yang perlu dipersiapkan adalah alat penyimpanannya agar tidak cepat rusak. Ketiga, penentuan lokasi imunisasi yang biasanya menggunakan satu lokasi tertentu agar masyarakat mudah mengaksesnya. Kemudian yang tidak kalah penting adalah orang yang akan diimunisasi, sebisa mungkin sudah ada daftar nama yang dipegang petugas serta didukung adanya relawan yang membantu lalu lintas di lokasi nantinya.
Lebih lanjut, dukungan penyuluhan dan sosialisasi terencana jauh-jauh hari juga harus dipersiapkan. Dengan begitu, nantinya yang akan datang ke lokasi imunisasi sudah siap dan mendapatkan informasi yang cukup mengenai program tersebut. Kemudian, nantinya pelaksana program imunisasi ini harus profesional di bidangnya. Di Indonesia, kader-kader imunisasi di setiap desa sudah ada dan berpengalaman melakukan pelayanan imunisasi, sehingga pelibatan kader-kader tersebut sangat diperlukan serta dapat ditambah dari unsur pramuka dan karang taruna.
Demi menumbuhkan keyakinan bagi masyarakat tentang keamanan dan efektivitas vaksin, dr. Jane mengatakan, “Masyarakat harus mengetahui vaksin jauh berbeda dengan obat. Karena vaksin akan diberikan kepada orang sehat, oleh sebab itu syarat vaksin dibuat sangat ketat. Jadi, lebih baik jangan sampai tertular Covid-19, dan kalau kita beruntung mendapat imunisasinya, jangan ditolak, justru bersyukur kalau mendapat vaksin Covid-19.”
Dalam rilis pers tersebut, disampaikan juga perkembangan data Covid-19 yang dihimpun akumulasinya pada 24 November 2020 pukul 15.00 WIB, sebagai berikut:
1. Kabupaten/kota zona terdampak, sebanyak 13 kabupaten dan 1 kota sudah terdampak;
2. Kasus Konfirmasi, ada penambahan sebanyak 51 orang, yaitu di Palangka Raya 7 orang, Katingan 2 orang, Kotawaringin Barat 17 orang, Lamandau 14 orang, Seruyan 7 orang, dan Kapuas 4 orang, sehingga dari semula sebanyak 5.399 orang menjadi 5.450 orang;
3. Sembuh, ada penambahan sebanyak 30 orang, yaitu di Palangka Raya 2 orang, Kotawaringin 5 orang, Lamandau 5 orang, Sukamara 9 orang, Kapuas 5 orang, Barito Utara 3 orang, dan Murung Raya 1 orang, sehingga dari semula 4.407 orang menjadi 4.437 orang;
4. Kasus Suspek, ada penambahan sebanyak 20 orang, sehingga dari semula 483 orang menjadi 503 orang;
5. Kasus Probable, ada penambahan sebanyak 1, sehingga dari semula 48 orang menjadi 49 orang;
6. Dalam Perawatan, ada penambahan sebanyak 21 orang, sehingga dari semula 809 orang menjadi 830 orang;
7. Kasus Meninggal, tidak ada penambahan, sehingga tetap 183 orang. Tingkat kematian (CFR) 3,4%;
8. Jumlah orang yang diperiksa swab atau suspek, ada penambahan sebanyak 131 orang, sehingga dari semula 23.694 orang menjadi 23.825 orang;
9. Jumlah spesimen, ada penambahan sebanyak 519 orang, sehingga dari semula 60.249 spesimen menjadi sebanyak 60.768 spesimen. (set)