Ilmuwan WHO: Dibutuhkan 60%-70% dari Populasi Memiliki Kekebalan untuk Memutus Rantai Penularan Covid-19
PALANGKA RAYA – BIRO ADPIM. Tim Komunikasi Publik Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kalimantan Tengah (Kalteng menyampaikan Press Release mengenai perkembangan penanganan Covid-19 di Kalteng, Kamis (21/10/2021) sampai dengan pukul 15.00 WIB.
Tim Satgas Penanganan Covid-19 Kalteng, sebagaimana Satgas Penanganan Covid-19 Pusat menyampaikan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi pandemi virus Corona adalah dengan melakukan vaksinasi Covid-19. Vaksin dapat meredam virus SARS-CoV-2 karena dapat menciptakan herd immunity atau kekebalan kelompok.
Menurut World Health Organization (WHO) kekebalan kelompok yang juga dikenal sebagai kekebalan populasi adalah konsep yang digunakan untuk imunisasi, di mana suatu populasi dapat terlindung dari virus tertentu jika ambang cakupan imunisasi tercapai. Kekebalan kelompok tercapai dengan cara melindungi orang dari virus, bukan dengan cara memaparkan orang terhadap virus tersebut.
Lebih lanjut, dikatakan bahwa vaksin melatih sistem imun untuk menciptakan protein yang dapat melawan penyakit atau yang disebut antibodi. Seperti, jika seseorang terpapar suatu penyakit, cara kerja vaksin tanpa membuat rasa sakit. Orang yang telah diimunisasi terlindung dari penyakit tersebut dan tidak dapat menyebarkannya, sehingga dapat memutus mata rantai penularan.
Ilmuwan WHO Dr. Soumya Swaminathan mengatakan virus SARS-CoV-2 adalah virus yang sangat mudah menular. Oleh sebab itu, dibutuhkan setidaknya 60%-70% dari populasi untuk memiliki kekebalan agar benar-benar memutuskan rantai penularan.
Pasalnya, jika hal ini dibiarkan terjadi secara alami (virus hilang dengan sendirinya), akan memakan waktu lama. Tidak hanya itu, dampak terburuk akan menyebabkan banyak kerusakan lain. Bahkan, jika 1% orang yang terinfeksi pada akhirnya meninggal dunia, maka ini bisa bertambah menjadi sejumlah besar orang, jika dilihat berdasarkan populasi global. “Karena dengan vaksin kita bisa mencapai imunitas dan herd immunity dengan aman. Sedangkan melalui infeksi alami, akan membutuhkan biaya dan manusia yang banyak. Dan, tentu saja, pilihan yang lebih baik adalah melakukannya melalui vaksin,” jelas Tim Satgas.
Oleh sebab itu, yang harus dilakukan saat ini untuk membantu memperlambat penularan, mengendalikannya, bahkan menahannya adalah dengan langkah-langkah sosial, seperti jarak fisik, memakai masker saat berada di tempat ramai, dan sering mencuci tangan. Tiga hal ini sejalan dengan upaya yang terus dilakukan pemerintah, yaitu protokol kesehatan. Sejak awal pandemi, Prokes terus diingatkan agar menjadi sebuah kebiasaan baru bagi masyarakat dimanapun, kapanpun, dan dengan siapapun berada.
Berdasarkan survei seroprevalensi, di sebagian besar negara, penduduk yang telah terinfeksi Covid-19 masih berjumlah di bawah 10%. Data penelitian-penelitian seroprevalensi dari seluruh dunia pun mengindikasikan kurang dari 10% subjek penelitian pernah mengalami infeksi yang berarti sebagian besar penduduk dunia masih rentan terhadap virus ini. “Jadi, mencapai kekebalan kelompok dengan vaksin yang aman dan efektif membuat penyakit semakin jarang dan menyelamatkan nyawa,” demikian penjelasan WHO.
Tim Satgas Penanganan Covid-19 Kalteng mengimbau agar selain dilakukan vaksinasi, penerapan protokol kesehatan sebagai kebiasaan hidup menjadi tuntutan dalam penanggulangan pandemi Covid-19. Sebagian masyarakat telah patuh protokol kesehatan, namun masih saja ada sebagian lainnya yang kurang memiliki kesadaran untuk menerapkan prinsip 4M, yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan. Perilaku sehat 4M menjadi upaya pencegahan yang sangat penting.
Selanjutnya, disampaikan perkembangan data Covid-19 yang telah dihimpun akumulasinya pada 21 Oktober 2021 pukul 15.00 WIB. Kasus Konfirmasi ada penambahan 16 orang, yaitu di Palangka Raya 2 orang, Katingan 1 orang, Kotawaringin Timur 1 orang, Kotawaringin Barat 5 orang, Lamandau 1 orang, Sukamara 3 orang, Seruyan 1 orang, Gunung Mas 1 orang, Barito Selatan 0 orang, dan Barito Timur 1 orang, sehingga dari semula sebanyak 46.512 orang menjadi 46.528 orang.
Jumlah Sembuh ada penambahan 18 orang, yaitu di Palangka Raya 6 orang, Kotawaringin Timur 2 orang, Kotawaringin Barat 3 orang, Lamandau 2 orang, Seruyan 1 orang, Kapuas 1 orang, Gunung Mas 2 orang, dan Barito Selatan 1 orang, sehingga dari semula 44.827 orang menjadi 44.845 orang. Status Dalam Perawatan ada penurunan 3 orang, sehingga dari semula 114 orang menjadi 111 orang.
Sementara itu, Kasus Meninggal ada penambahan 1 orang, yaitu di Palangka Raya, sehingga dari semula 1.571 orang menjadi 1.572 orang, dengan tingkat kematian (CFR) 3,4%.
Untuk Keterpakaian Tempat Tidur pada RS (BOR), Tempat Tidur Intensif tidak mengalami perubahan Tempat Tidur Terpakai (0,0%), sehingga tetap 17,4%, di mana ada 1 Kabupaten/Kota yang BOR di atas 50%, yaitu Kapuas. Sementara Tempat Tidur Isolasi, tidak mengalami perubahan Tempat Tidur Terpakai (0,0%), sehingga tetap 3,1%, di mana tidak ada Kabupaten/Kota yang BOR di atas 50%.
Untuk capaian target vaksinasi sebesar 2.036.104, realisasi Vaksinasi Tahap I sebanyak 899.705 atau sebesar 44,19% dan Tahap II sebanyak 519.966 atau sebesar 25,54%. (dew)