Inflasi Kalteng 2019 Stabil

Palangka Raya – Biro PKP. Provinsi Kalimantan Tengah pada Desember 2019 mengalami inflasi 0,66%, meningkat dibanding November sebesar 0,39%. Namun secara tahunan, inflasi Kalteng 2019 mencapai 2,45%, lebih rendah dibanding inflasi 2018 sebesar 4,52%.
Demikian disampaikan Deputi Kepala Perwakilan BI Kalteng Devy Ika Puspitasari dalam rilis kepada sejumlah wartawan awal Januari 2020. Devy menjelaskan, Kota Sampit dan Palangka Raya mengalami inflasi bulanan secara spasial masing-masing sebesar 0,63% dan 0,26% (mtm).
Kedua kota tersebut mengalami inflasi lebih tinggi dibanding November 2019, yakni 0,46% Palangka Raya dan Kota Sampit 0,26%. Namun secara tahunan, inflasi Palangka Raya lebih tinggi dibanding Sampit, yakni 2,02% pada November menjadi 2,70 % pada Desember 2019.
Rendahnya capaian inflasi Kalteng secara tahunan karena relatif terjaganya pasokan dan tidak adanya kenaikan harga yang diatur pemerintah. “Relatif tidak adanya gangguan pasokan bahan makanan. Khususnya komoditas daging ayam ras, cabe merah, dan bawang merah di akhir tahun, sehingga menjadi peredam tekanan inflasi Kalteng tahun 2019,” kata Devy.
Faktor lain yang menyebabkan rendahnya capaian inflasi Kalteng 2019 adalah tidak adanya peningkatan harga komoditas yang diatur pemerintah, khususnya tarif angkutan udara seperti yang terjadi tahun 2018.
Dijelaskan, Januari 2020 diperkirakan tekanan inflasi Kalteng mengalami penurunan. Penurunan tersebut disumbang oleh inflasi pada kelompok bahan makanan karena menipisnya pasokan sejumlah komoditas di tengah permintaan yang masih cenderung tinggi pada awal tahun.
Menurut Devy, kelompok harga yang diatur pemerintah diprediksi mengalami deflasi karena normalisasi tarif angkutan udara pasca Natal dan Tahun Baru serta penurunan harga BBM. “Harga beberapa komoditas strategis terpantau cukup stabil dengan kenaikan yang belum signifikan, namun kenaikannya dapat menjadi sinyal untuk kita terus pantau ke depannya,” terang Devy.
Diingatkan, komoditas yang mengalami kenaikan dan perlu menjadi perhatian di Palangka Raya adalah cabai merah serta di Sampit cabai merah dan bawang putih. (nov/jmk)